KORANMADURA.com – Menyedihkan, akibat jalan rusak di Banten kembali lagi terjadi. Kali ini menimpa pasangan Kenti dan Hendi warga Nagahurif, Desa Mekar Jaya. Kenti yang hamil ditandu 7 kilometer kemudian keguguran.
Baca: Pihak Keluarga Menduga Brigpol Dewa Gede Alit Meninggal Akibat Tekanan dari Luar
Dani Agustian, keponakan dari pasangan ini cerita bahwa bibinya, Kenti ditandu pada Minggu (1/9) lalu. Pada malam harinya, pukul 01.00 WIB bibinya mengalami pendarahan saat hamil 6 bulan. Keesokan, bersama sekitar 25 orang kampung membantu menandu ke kampung terdekat yang bisa diakses mobil.
“Korbannya bibi saya, anaknya yang meninggal masih 6 bulan masih dalam kandungan,” kata Dani Serang, Banten, Jumat (6/9/2019).
Bibinya ditandu di kursi yang diapit dua kayu di masing-masing sisi. Ia dibawa ke Kampung Gintung yang bisa diakses kendaraan mobil untuk dibawa ke puskesmas Panggarangan.
Baca: Perempuan yang Meninggal di Area Terminal Sampang Ternyata Warga Omben
“Dari Nagarurif ke Panggarangan itu 15 sampai 17 kilometer. Tapi kalau ditandu sekitar 7 kilometer,” paparnya
Begitu sampai di puskesmas Kecamatan Panggarangan, janin dalam tubuh bibinya tak menunjukan tanda-tanda kehidupan. Pihak puskemas kemudian merujuk agar dibawa ke puskesmas Bayah.
“Di sana di-USG, terus ya sudah meninggal,” katanya.
Dari situ, ia yang ikut mengantar kemudian membawa kembali bibinya ke puskesmas Pangarangan. Dari puskesmas, bibinya dirujuk ke salah satu klinik di Pelabuhan Ratu, Sukabumi.
Baca: Tewasnya Brigpol Dewa Gede Alit Buat Keluarga Syok
“Dari situ dikeluarin, si janin sudah meninggal,” ujarnya.
Ia cerita, akses jalan ke kampungnya memang tidak bisa dilalui kendaraan roda 4. Bila pun mau, itu harus memutar melalui desa tetangga dan memakan waktu lebih lama. Kondisinya pun memprihatinkan jika terjadi hujan.
“Nggak bisa dilalui sama mobil, nggak ada jalan roda 4. cuma bisa motor,” katanya.
Ia memperkirakan, janin bibinya meninggal dalam perjalanan. Karena selain di tandu, saat diantar ke puskesmas, bibinya naik mobil pick up dengan kondisi jalan yang kurang bagus.
“Mungkin kelamaan naik mobil losbak, jalan kurang bagus ngegojlok,” katanya.
Sebagai warga Panggarangan, ia ingin ini jadi peristiwa terakhir. Pemerintah diminta membangun akses jalan ke kampungnya bisa dilalui kendaraan.
Baca: Kejaksaan Pastikan Kasus Dugaan Korupsi Ambruknya SMPN 2 Ketapang Layak Disidangkan
(detik.com/ROS/VEM)