PAMEKASAN, koranmadura.com – Bupati Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Baddrut Tamam, menjadi pembicara di acara Bisnis Forum East Java Investival 2019, di Diamond Room Grand City Surabaya, Kamis, 12 September 2019.
Pada acara yang dihadiri investor tanah air dan luar negeri tersebut, Bupati Baddrut Tamam memaparkan potensi ekonomi Madura.
Baddrut Tamam memaparkan potensi ekonomi Madura di hadapan investor guna menarik minat untuk investasi di Madura.
Salah satu potensi ekonomi Madura yang dipaparkan mantan anggota DPRD Jawa Timur dari Fraksi PKB tersebut, bidang peternakan dan potensi alam.
Menurut Baddrut Tamam, potensi alam di Madura tidak kalah dengan daerah lain, seperti Pulau Giliyang di Kabupaten Sumenep, produksi garam Madura, sapi Madura dan budi daya rumput laut.
“Potensi Madura ini merupakan yang terbaik, untuk potensi oksigen yang ada di Pulau Giliyang merupakan terbaik kedua di dunia dengan kadar 20,95 persen,” kata Baddrut Tamam, seperti rilis yang diterima koranmadura.com, Kamsi malam, 12 September 2019.
Garam Madura, Lanjut Baddrut Tamam menjelaskan, memiliki kadar air 0,01 persen dan NaCL 94,10 persen, hasil produksi garam Madura mampu menyumbang 711.000 ton setiap tahunnya atau menyumbang sekitar 27 persen dari kebutuhan garam nasional.
Namun ada kendala pengembabangan potensi garam Madura yang ada di semua Kabupaten, Sumenep, Pamekasan, Sampang dan Bangkalan.
Kendalanya tidak ada industri pengolahan turunan garam, seperti pabrik infus, garam untuk kecantikan dan bahan industri lainnya.
Oleh karenanya, kata Baddrut Tamam, pengelolaan garam Madura butuh dorongan dari pemerintah Provinsi Jawa Timur, guna optimalisasi potensi garam di Madura dengan membentuk Kawasan Ekonomi Khusus.
Selain garam menurut mantan aktivis PMII Jawa Timur tersebut, ada rumput laut yang potensi besar untuk bisa dikembangkan. Rumput laut ini ada di wilayah Kecamatan Galis, Pamekasan.
Sementara potensi di bidang peternakan yang bisa dikembangkan yaitu sapi Madura. Populasi sapi Madura saat ini mencapai 1.004.226 ekor sapi, atau sekitar 5,8 persen dari populasi sapi nasional.
Untuk kebutuhan daging nasional sekitar 686.270 ton, atau kurang sekitar 256.280 ton bila dilakukan dengan impor dan intensifikasi sapi Madura.
“Daging sapi Madura memiliki kualitas premium,” paparnya.
Dengan kekurangan kebutuhan daging sapi nasional tersebut, bisa menjadi peluang penanaman modal, melalui investasi pembiakan, Rumah Potong Hewan (RPH) modern dan pengolahan daging.
“Jika nilai investasi sebesar Rp 20 miliar, maka prospek keuntungan yang bisa diperoleh bisa mencapai Rp 46 hingga Rp 139 miliar lebih per tahun, dengan asumsi keuntungan Rp 5 ribu per kilogram,” jelasnya.(RIDWAN/SOE/VEM)