PAMEKASAN, koranmadura.com – Ratusan mahasiswa dan petani yang tergabung di Aliansi Mahasiswa dan Rakyat Peduli Petani Tembakau Kebupaten Pamekasan, Madura, Jawa timur, kembali melakukan aksi demonstrasi di depan rumah dinas Bupati, Pendopo Ronggosukowati, Senin, 9 September 2019.
Kedatangan mereka menagih janji Bupati Baddrut Tamam, terkait harga tembakau mahal. Demonstran menuntut Bupati segera menunaikan janjinya yang disampaikan saat debat kandidat tahun 2018.
Harga tembakau versi mahasiswa dan petani berada di angka Rp. 34,000-35,000 per kilogram atau di bawah harga yang ditetapkan pemerintah, Rp 42,600.
“Pemerintah harus berpihak kepada petani bukan berpihak terhadap pemodal,” kata Korlap, Hasyim.
Harga tembakau saat ini, tambah Hasyim dinilai tidak memihak kepada rakyat, bahkan merugikan petani.
“Pamekasan Hebat apabila pemerintahan mampu mengatur, menundukkan para pemilik modal (Pabrikan tembakau, red), yang kemudian membeli tembakau dengan harga yang tidak merugikan petani, kalau Bupati tidak bisa mengatasi hal itu lebih baik mundur,”ungkapnya.
Selain menagih janji, demonstran meminta pemerintah mencabut regulasi tata niaga tembakau yang tidak menguntungkan petani.
“Lahirkan regulasi baru tentang tata niaga tembakau yang menguntungkan terhadap petani,” tegasnya.
Demonstrasi jilid II kali ini ditemui langsung oleh Bupati Baddrut Tamam, berbeda dengan demo tembakau jilid I yang hanya ditemui kepala Disperindag Pamekasan, Bambang Edi Suprapto.
Di depan demonstran, Bupati Baddrut Tamam menyampaikan, pemerintah Pamekasan telah berikhtiar, mulai mengumpulkan seluruh gudang dan sejumlah elemen di Pamekasan, seperti Dinas Perdagangan dan DPRD, untuk menetapkan harga tembakau.
“Kesepakatannya minimal harga Rp 42.600. Ada kategorisasinya, kategori harga Rp 42.600 itu untuk tembakau gunung, daerah sawah Rp 28,000 ribu rupiah. Artinya apa, ikhtiar kita sudah maksimal, karena ikhtiar maksimal baru kemudian kita membela kepentingan petani dan kepentingan rakyat Pamekasan,” pungkasnya.(SUDUR/ONE/SOE)