Setelah menjadi bulan-bulanan dan berbagai tudingan bohong, Presiden Jokowi akhirnya meresmikan mobil Esemka. Mobil yang diproduksi anak bangsa, yang dirintis melalui perjalanan panjang melelahkan.
Esemka memang dari sejak awal mengejutkan. Maklum alat transportasi beroda empat itu dimunculkan siswa-siswa SMK bukan oleh mahasiswa semester akhir dari perguruan tinggi terkemuka. Ibaratnya anak-anak yang masih sangat hijau.
Harapan sempat melambung tinggi saat itu. Apalagi mobil Esemka sempat menjadi mobil dinas Walikota Solo Jokowi. Hanya dua hari memang karena berbagai persyaratan belum dipenuhi.
Walikota Jokowi yang memperkenalkan kemudian meninggalkan Solo menjadi Gubernur Jakarta. Tidak terlalu lama kemudian terpilih menjadi Presiden RI pada tahun 2014.
Posisi Gubernur dan Presiden membuat Jokowi agak berjarak dari mobil Esemka. Maklum saja, semakin tinggi jabatan kompleksitas tanggungjawab meningkat sehingga hampir tak mungkin sepenuhnya memperhatikan perkembangan Esemka.
Dalam perjalanan Esemka sangat seksi menjadi amunisi politik memojokkan Jokowi baik saat Pilkada Jakarta dan terutama saat bertarung di Pilpres. Makin kencang Esemka menjadi amunisi mengarah ke Jokowi ketika tampil bertarung Pilpres periode kedua.
Lagi-lagi serbuan menggunakan mobil Esemka dengan menganggap sebagai kebohongan Jokowi. Ada pula tudingan Esemka hanya jadi alat menaikkan popularitas Jokowi. Padahal tanpa Esemka saat menjadi Walikota Jokowi sangat populer.
Kini Esemka telah lahir sebagai karya anak bangsa. Bahwa belum 100 persen merupakan buah tangan anak bangsa adalah bagian dari kenyataan yang memang harus diterima. Proton Saga milik Malaysia saat lahir tak sepenuhnya konten lokal. Ada proses panjang.
Demikianlah. Tak selalu ujuk-ujuk semua langsung jadi. Ada proses yang harus dilalui. Siapapun yang berpikir sehat akan memahami perjalanan panjang itu. Yang terpenting itikad dan kesungguhan. Tidak seperti kasus mobil Timor. Disebut Mobnas bahkan akhirnya dibuat sepenuhnya di Korea.
Esemka seharusnya walau merupakan mobil swasta disambut penuh optimisme. Bukan narasi nyinyir. Diapresiasi bukan dilecehkan apalagi dengan tudingan macam-macam. Kritik boleh terus diarahkan agar Esemka makin dewasa dan hebat.
Ketika mobil Honda pertama kali diluncurkan penuh masalah. Honda berpenampilan jelek, susah diandalkan dan jauh dari ekonomis. Banyak komplain karena suka mogok, tidak nyaman dan lainnya. Tetapi masyakarat Jepang saat itu tetap memberikan apresiasi. Memberikan dukungan dan sekarang Honda salah satu produsen mobil terbaik di dunia.
Mengapa proses Honda dan merk lainnya bisa jauh dari nyinyiran? Masyarakat di sana memandang segala sesuatu secara obyektif. Sementara di negeri ini semuanya dipandang dari sudut pandang politik. Akhirnya apapun yang dikerjakan kalau dari lawan politik dianggap jelek lalu diserang dan bukan dikritik secara konstruktif.
Esemka mungkin masih jauh memenuhi harapan. Apalagi dibanding mobil-mobil merk ternama lainnya. Namun Esemka telah memulai langkah. Tertatih memang awalnya dan selayaknya terus dituntun agar kelak bisa berlari. Begitulah seharusnya. (*)