SUMENEP, koranmadura.com – Hingga akhir Agustus lalu, jumlah kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, sudah menyentuh angka 115 kejadian. Jumlah tersebut yang tercatat di data Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres setempat.
Tingginya angka kecelakaan di kabupaten paling timur Pulau Madura termasuk fatalitas yang diakibatkannya disebabkan beberapa faktor. Di antaranya kesalahan dari manusia itu sendiri atau human error.
Selain itu, menurut Kasatlantas Polres Sumenep, AKP Deddy Eka Apriyanto, kondisi jalanan di Sumenep yang yang sepi juga menjadi faktor lainnya.
Deddy mengungkapkan, kondisi jalan yang sepi kemudian didukung kondisinya yang mulus, cenderung mendorong pengendara memacu kendaraannya secepat mungkin. Sehingga ketika terjadi kecelakaan, tingkat fatalitasnya tinggi.
“Berbeda dengan di jalanan yang rawan terjadi kemacetan. Biasanya kalau terjadi kecelakaan, tingkat fatalitasnya tidak terlalu tinggi,” tambah dia.
Sesuai data Satlantas Polres Sumenep, hingga akhir Agustus lalu dari 115 kecelakaan di Sumenep, jumlah korban meninggal telah mencapai 53 orang. Tiga orang luka berat dan 186 mengalami luka ringan. Kerugian material ditaksir mencapai Rp 384.750.000.
Untuk menekan terjadinya kecelakaan lalu lintas di wilayah Sumenep, ada tiga langkah dilakukan Satlantas. Pertama melalui upaya preentif. Di antaranya ialah melaksanakan sosialisasi di sekolah-sekolah melalui kegiatan Police Goes To School serta memasang benner imbauan di titik-titik rawan kecelakaan lalu lintas (blackspot).
Selain upaya preentif, lanjut Eka, yang kedua ialah upaya preventif. Yaitu melakukan patroli di jalur blackspot di jam rawan kecelakaan lalu lintas. “Kemudian kami juga melakukan upaya represif, menindak pengendara yang melanggar aturan lalu lintas,” pungkasnya. (FATHOL ALIF/ROS/DIK)