SUMENEP, koranmadura.com – Para pemuda yang tergabung dalam gerakan pemuda pemerhati tembakau (Gempita) meminta Pemkab Sumenep, Madura, Jawa Timur, bertanggungjawab atas rendahnya harga tembakau saat ini.
Baca: Harga Tembakau Murah, Puluhan Pemuda Ngeluruk Kantor Pemkab Sumenep
Pemerintah harus bertanggungjawab karena pemerintah sebenarnya memiliki kekuasaan untuk mengontrol pabrikan agar tidak sewenang-sewenang menentukan harga dan membatasi penjualan tembakau petani.
Salah seorang pemuda, Noval, mengungkapkan harga tembakau saat ini sangat jauh dari harapan petani. Hanya di kisaran Rp 24 hingga 28 ribu per kilogram. Di bawah harga terendah yang dilaporkan pihak pabrikan kepada pemerintah, yakni Rp 32 ribu.
“Harga tembakau saat ini ada yang Rp 24, 25, 28 ribu. Padahal patokan yang diberikan gudang melalui surat kepada Pemkab Sumenep Rp 32 ribu. Itu harga terendah. Artinya harga untuk kualitas tembakau yang paling rendah,” ungkapnya, Rabu, 18 September 2019.
Masih menurut dia, persoalan lainnya ialah pihak gudang membatasi bandol memasok tembakau. Tiap hari dibatasi hanya 25, 30 bal tembakau rajang. Sehingga tembakau petani sampai sekarang masih menumpuk,” ujarnya.
Agar hal-hal seperti itu tidak selalu terjadi tiap tahun, menurut dia Pemkab Sumenep harus tegas. Ketegasan pemerintah bisa diimplementasikan dengan membuat regulasi tentang tata niaga tembakau yang dituangkan dalam bentuk Perbup.
“Salah satu poin penting yang juga harus dimasukkan nantinya dalam regulasi itu ialah larangan tembakau Jawa masuk ke Sumenep dan ada ketentuan harga minimal,” tegas dia.
Jika aspirasi yang disampaikan tidak digubris dan tak ada perubahan signifikan terkait harga tembakau, menurut Noval pibaknya akan kembali menggelar aksi. “Baik ke gudang-gudang atau ke Kantor Pemerintah Kabupaten Sumenep ini,” kata Noval. (FATHOL ALIF/ROS/DIK)