PAMEKASAN, koranmadura.com – Bupati Pamekasan, Madura, Jawa Timur, kerap kali melontarkan pernyataan kontroversi. Terbaru, politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) melontarkan ‘Demo Bayaran’.
Pernyataan Bupati yang disampaikan pada acara ‘Pamekasan Bershalawat’ di lapangan Pendopo Ronggosokowati, itu menyinggung demonstrasi yang dilakukan mahasiswa dan petani soal harga tembakau yang dinilai anjlok.
Waktu Demonstrasi berlangsung di depan kantor Pemkab Pamekasan, Rabu, 28 Agustus 2019, Bupati Baddrut Tamam tidak menemui, hanya diwakili Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Bambang Edi Suprapto.
Berselang empat hari dari demo, Bupati Baddrut bersuara, mantan anggota DPRD Jawa Timur, menyebut demo bayaran tanpa membeberkan bukti.
Sebelum menyentil demo bayaran, Baddrut Tamam menyampaikan lima program prioritas pemerintah Kabupaten Pamekasan, lima program prioritas itu di dalamnya mendorong kesejahteraan, kemakmuran yang merata di semua desa, program yang tengah dirancang adalah kegiatan selawat setiap bulan di seluruh desa di Kabupaten Pamekasan.
“Mak tadek sengocak sakalangkong, mun urusen program se bagus pas tak ngocak sakalangkong, bedeh rugi bekoh reng sorang, seademo ebejer ekebey cak kocaan maloloh, (Kok tidak ada yang menyampaikan terimakasih, kalau ada program yang bagus tidak ada yang mengucapkan terimakasih, tembakau rugi yang dialami satu orang, yang demo dibayar, jadi perbicangan terus,” kata Baddrut Tamam, dalam sambutannya di acara Pamekasan Bershalawat, Sabtu, 31 Agustus 2019.
Bukan kali ini ucapan Bupati Baddrut Tamam kontroversi, jauh hari sebelum kalimat Demo ‘Bayaran’ di lempar ke publik, Baddrut Tamam menyampaikan ada salah seorang demontrans minta proyek.
Bahkan, Ra Baddrut, panggilan Baddrut Tamam, menyebut demonstran itu mengancam akan terus melakukan aksi jika tidak diberi pekerjaan atau proyek.
“Saya jadi bingung dengan orang yang biasa demonstrasi di Pamekasan ini. Sudah diajak bicara tuntas, tapi ujung-ujungnya minta pekerjaan, minta proyek,” ucap Baddrut Tamam, Kamis, 13 Desember 2018.
Dua pernyataan kontroversi itu menuai protes dari kalangan aktivis yang kerap kali mengkritisi kebijakan pemerintah dengan turun jalan.
Namun soal pernyataan demo bayaran, Baddrut Tamam harus berurusan dengan pihak kepolosian, karena dilaporkan oleh mahasiswa dan petani tembakau yang menggelar aksi enam hari yang lalu.
Mantan Ketua Partai Gerindra Pamekasan, Agus Sujarwadi menilai pernyataan Baddrut Tamam sengaja dilontorkan untuk mengimbangi pemberitaan terkait anjloknya harga tembakau, sekalipun pernyataan demo bayaran itu blunder yang berakibat fatal terhadap diri Bupati, buktinya sudah dipolisikan.
Selain itu, Agus mengungkit pernyataan Baddut Tamam yang mendapatkan reaksi dari kalangan Parpol pengusung, waktu itu Baddrut mengatakan tidak ada koalisi.
“Pamekasan hebat itu, begitu dilantik langsung membubarkan koalisi partai dan mendeklarasikan koalisi rakyat, emangnya ente berangkat dari independent, menuduh pendemo hanya minta proyek, menuduh pendemo minta uang, terus siapa lagi tuh, menuduh pendemo tembakau dibayar oleh 1 yang kecewa,” kritik Agus, pengusung pasangan Baddrut Tamam-Raja’e (Berbaur) di Pilkada 2018.
Agus menyarankan Bupati Baddrut Tamam tidak alergi terhadap domenstrasi yang dilakukan kelompok masyarakat, mereka hanya ingin menyampaikan aspirasi demi terciptanya Pamekasan Hebat, Rajjha, Bajhra tor Parjhuge, yang diingin Bupati.(RIDWAN/SOE/DIK)