JAKARTA, koranmadura.com – Angka stunting balita di Indonesia berada di angka 27,67 persen pada tahun ini. Angka tersebut mengalami penurunan sekitar 3,1 persen dari 30,8 persen di tahun 2018. Perhitungan ini merupakan kolaborasi Kemenkes dengan BPS (Badan Pusat Statistik).
Menteri Kesehatan Nila F Moeloek menuturkan angka tersebut merupakan hal yang baik, meskipun belum menyentuh angka yang diharapkan WHO yakni 20 persen.
“Tentu saya ingin nanti pekerjaan ini kalau dihitung 5 tahun ke 2024, setiap tahun turun 3 persen, udah bisa di bawah 20 persen. Jadi itu tugas selanjutnya,” ujarnya dalam Soft Launching Prevalensi Stunting Tahun 2019 di Kementerian Kesehatan RI, Jumat, 18 Oktober 2019.
Selama ini Indonesia mendapat sorotan dunia, sebab negara yang menjadi anggota G-20 ini mempunyai angka stunting cukup tinggi yakni menyentuh angka 37 persen seperti Ethiopia. Penurunan angka prevalensi stunting menjadi 27,67 membuat posisi Indonesia ada di posisi stunting menengah.
Kemenkes sendiri sudah melakukan intervensi penurunan stunting dengan memberikan bantuan makanan dan bersama-sama kementerian lainnya memberikan perbaikan sanitasi. Namun, pada dasarnya stunting dapat diatasi dimulai dari keluarga, terutama dalam hal pola asuh dan asupan makanan sehat.
“Yang harus berubah perilaku itu masyarakat. Kita harus jaga diri kita sendiri. Kita semua bekerja sama,” kata Menkes. (DETIK.com/ROS/VEM)