SUMENEP, koranmadura.com – Program Mencetak 5000 Wirausaha Muda telah berjalan sejak 2016 lalu. Namun hingga sekarang, di tahun keempat, Pemerintah Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, belum punya data sudah ada berapa pemuda yang sukses menjalankan usaha secara mandiri setelah mengikuti program tersebut.
Program mencetak 5000 wirausaha muda merupakan program unggulan Bupati dan Wakil Bupati Sumenep, A. Busyro Karim-Achmad Fauzi. Salah satu tujuan utamanya ialah menekan angka pengangguran.
Dalam pelaksanaannya, Pemkab bekerja sama dengan Pusat Inkubator Wirausaha STKIP PGRI Sumenep untuk mengadakan pelatihan-pelatihan di berbagai bidang usaha. Mulai dari produksi hingga pemasaran.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Sumenep, Fajar Rahman mengatakan dari program tersebut ditargetkan lahir 1000 wirausaha muda tiap tahun selama lima tahun. Meskipun, menurut dia, kenyataannya selalu tidak mencapai target.
“Seribu wirausaha per tahun itu target. Capaiannya tidak sampai,” kata mantan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Sumenep itu.
Lalu, sekarang sudah berapa pemuda yang sukses membangun usaha secara mandiri pasca mengikuti program tersebut? Fajar mengaku pihaknya belum memiliki data, dan masih akan meminta pihak pelaksana untuk membuat grafik.
“Kami belum punya datanya, masih akan ditanyakan kepada pihak pelaksana, ada di mana saja yang sudah berhasil membangun usaha secara mandiri,” tambahnya.
Sekadar diketahui, Kamis, 3 Oktober 2019, kemarin sejumlah mahasiswa tergabung dalam Gerakan Adil Makmur Sumenep demonstrasi di depan Kantor Koperasi dan Usaha Mikro. Di antaranya mereka menyampaikan, program mencetak 5000 wirausaha muda gagal menekan angka pengangguran secara signifikan. (FATHOL ALIF/DIK)
Baca: Program Wirausaha Muda Disorot, Ini Respons Dinas Koperasi Sumenep