SUMENEP, koranmadura.com – Pada tahun 2017 lalu, Pemerintah Kabupaten Sumemep, Madura, Jawa Timur, meluncurkan aplikasi “Hi Sumenep” dalam rangka mempromosikan berbagai potensi wisata, budaya dan kuliner.
Aplikasi “Hi Sumenep” merupakan aplikasi mobile berbasis android yang dapat membantu para wisatawan yang berkunjung ke Sumenep untuk mencari informasi tentang tempat wisata yang menarik, kuliner, hotel hingga layanan publik.
“Hi Sumenep” merupakan hasil kerja sama antara Pemkab Sumenep dengan PT. Telekomunikasi Indonesia yang bertujuan untuk mempromosikan potensi pariwisata sehingga dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke kabupaten paling timur Pulau Madura.
Hanya saja, dalam perkembangannya aplikasi tersebut tampaknya tidak dikelola secara maksimal. Terbukti, seperti dipantau media ini pada Selasa, 15 Oktober 2019, isi di dalam “Hi Sumenep” tak update.
Di kolom “Event & News”, misalnya. Di sana beberapa event yang baru-baru ini diselenggarakan Pemkab Sumenep, seperti Lomba Balap Merpati, Festival Kuliner Sumenep, atau event yang akan dilaksanakan di tahun ini tidak ada.
Selain “Hi Sumenep”, penelusuran media ini, Pemkab Sumenep, dalam hal ini Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora), juga mengelola webset kesumenep.net.
Namun lagi-lagi, website ini tampaknya juga tidak dikelola secara maksimal. Terbukti, beberapa objek wisata yang ada di dalamnnya tidak diberi dengan keterangan yang, minimal, mendekati utuh.
Seperti di kolom “Wisata Religi”, di sana hanya Asta Yusuf dan Asta Tinggi yang keterangannya cukup memadai. Sementara untuk Masjid Agung Sumenep, Asta Jokotole, dan Klenteng Pau Sian Ling Kong, keterangannya sangat terbatas. Bahkan untuk yang disebut terakhir tanpa keterangan.
Begitu juga di kolom “Wisata Bahari”, mulai dari Pulau Kangean, Pulau Giliyang, Pulau Gili Labak, Pantai 9 Pulau Gili Genting, Pantai Lombang dan Pantai Slopeng, tidak ada keterangan yang bisa dibaca sama sekali.
Di sana hanya ada link Youtube dan Google Map yang menunjukkan objek-objek wisata tersebut. Demikian pula di kolom “Spesial Event”. Yang terpampang hanya Calender Of Event Visit Sumenep 2019.
Terkait hal ini, Kepala Disparbudpora Sumenep, Carto mengatakan jika pihaknya tidak memiliki anggaran terkait promosi wisata. Anggaran untuk itu, menurut dia, adanya di Dinas Komunikasi dan Informasi setempat.
“Jadi selama ini kami melaksanakan event pariwisata itu promosinya di sana (Diskominfo). Itu yang saya pertanyakan di TAPD, di Bappeda. Kami tak punya tanggung jawab. Karena yang punya dana promosi di sana. Tapi kami tetap melakukan promosi semampunya melalui jalur yang ada,” ungkapnya.
Dia tak menampik jika aplikasi “Hi Sumenep” tidak update. “Sehingga kami coba lagi dengan (membuat webset) kesumenep.net, tapi orangnya (yang mengelola) cukup sibuk tampaknya. Sehingga belum selesai juga. Bisa sebenarnya diakses, tapi masih perlu (ditingkatkan),” jelasnya. (FATHOL ALIF/SOE/DIK)