Oleh: MH. Said Abdullah*
Ketika sebagian kecil masyarakat negeri ini meneriakkan tudingan lantang bahwa pemerintah Jokowi anti Islam, kurang berpihak kepada ummat Islam sebuah studi lembaga terkemuka dunia justru memperlihatkan sebaliknya. Presiden Jokowi berdasarkan kajian itu menempati posisi terhormat sebagai salah satu tokoh dunia muslim berpengaruh.
Adalah Pusat Studi Strategi Islam Kerajaan (The Royal Islamic Strategic Studies Centre/RISSC) yang merilis top 50 muslim berpengaruh di dunia untuk tahun 2020. Di daftar tersebut, Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) mendapat kehormatan masuk kedalam 50 besar tokoh Muslim berpengaruh dunia. Dalam daftar yang dipublikasikan situs The Muslim 500 untuk edisi 2020, Jokowi berada di urutan ke-13, tepat di bawah Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamid Al-Thani.
Pemaparan lembaga terkemuka itu sebenarnya tidak mengejutkan. Setiap hasil kajiannya secara berkala nama Jokowi selalu masuk dalam 50 besar tokoh muslim berpengaruh di dunia. Dan rilis terbaru itu makin menegaskan pengaruh Jokowi sebagai tokoh muslim dunia.
Dengan paparan data lembaga terkemuka itu seharusnya pihak-pihak yang meragukan keislaman dan kebijakan Jokowi kepada ummat Islam menyadari bahwa ternyata tidak terbukti. Bahkan yang terpapar sebaliknya betapa Presiden Jokowi sangat perhatian kepada kepentingan ummat Islam negeri ini.
Kebijakan pemerintah Jokowi terbukti berpihak kepada ummat Islam pada dasarnya merupakan realitas obyektif. Sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia ikhtiar dan kerja keras pemerintah Presiden Jokowi untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat sudah pasti meliputi ummat Islam Indonesia.
Di sinilah makin terlihat jelas bahwa tudingan kepada Jokowi anti Islam dan kurang berpihak kepada ummat Islam tidak terbukti. Logikanya sederhana. Bagaimana mungkin pemerintah Jokowi yang bekerja keras untuk seluruh rakyat negeri ini menelantarkan ummat Jslam. Perhatian kepada rakyat Indonesia keseluruhan otomatis ummat muslim menjadi bagian utama utama perhatian itu karena merupakan mayoritas penduduk negeri ini.
Dalam perjalanan panjang kepemimpinan negeri ini hanya Presiden Jokowi yang serius mengingatkan agar persoalan wakaq masjid dan aset lembaga-lembaga Islam segera dibuatkan sertifikat. Demikian pula kepada ummat lainnya Presiden Jokowi mengingatkan hal yang sama agar aset lembaga keagamaan terverifikasi dan terdata dengan baik.
Jadi sangat jelas hasil survei lembaga internasional yang berkedudukan di Amman, Yordania ini mengkonfirmasikan pengakuan dunia internasional terhadap komitmen keislaman Presiden Jokowi. Hal ini sekaligus membuktikan, Presiden Jokowi sangat pro terhadap Islam.
Dengan demikian, segala tudingan negatif yang dialamatkan kepada Presiden Jokowi terbantahkan dengan sendiri. Presiden Jokowi berhasil mewujudkan Islam Yang Rahmatan Lil Alamin yang memberi kemanfaatan kepada seluruh rakyat negeri ini.
Secara lebih aplikatif komitmen keIslaman Presiden Jokowi tercermin dalam sejumlah kebijakan ekonomi, terutama program pengentasan kemiskinan yang sejalan dengan misi ajaran Islam. Dalam bidang ekonomi misalnya, Presiden Jokowi mendorong pemberdayaan zakat sebagai pengembangan ekonomi mikro Islam. Bagi umat Islam, pembayaran zakat merupakan bentuk ibadah yang misinya mewujudkan keadilan ekonomi bagi seluruh umat.
Tak hanya dalam kebijakan. Seakan ingin melaksanakan ajaran Islam bersemangat ibda’ binafsi, memulai dari diri sendiri, sejak 2017 Presiden Jokowi melakukan pembayaran zakat penghasilannya. Presiden Jokowi juga mengajak pejabat tinggi hingga kepala daerah untuk melakukan hal yang sama.
Setelah memulai secara pribadi dukungan terhadap pengembangan zakat sebagai sumber ekonomi umat diimplementasikan pula sebagai kebijakan pemerintah. Sebagai kepala Negara, Presiden Jokowi mendorong umat Islam terutama Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk membayar zakat lewat Badan Zakat Nasional (Baznas). Bahkan Kepala Negara telah menyiapkan Peraturan Presiden (Perpres) yang mengatur pungutan zakat sebesar 2,5%. Sebab, dengan berzakat, umat Islam dapat menggerakan pertumbuhan ekonomi hingga mengentaskan kemisikinan.
Presiden Jokowi menyakini, zakat sangat penting menggerakan pertumbuhan ekonomi, menuntaskan kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan rakyat dan Indonesia menjadi pusat ekonomi syariah. Kalau kebijakan ini diimplementasikan efektif, potensi penerimaan zakat sangat besar, mencapai 271 triliun rupiah. Dana yang sangat besar untuk mengatasi kemiskinan dan ketimpangan.
Tak hanya itu, Presiden Jokowi juga mendorong kemajuan Bank Wakaf Mikro (BWM) yang hingga September 2019 telah mencapai 53 BWM di 16 Provinsi. Bahkan BWM ini telah menyalurkan pembiayaan sebanyak Rp 27,7 miliar kepada 21.557 nasabah. Di era kepemimpinannya, Presiden Jokowi juga merilis Perpres mengenai penetapan Hari Santri Nasional.
Dunia internasional secara obyektif berdasarkan data riil mengakui ketokohan Presiden Jokowi sebagai sosok muslim berpengaruh. Lalu, masihkah meragukan keislaman dan perhatiannya kepada ummat Islam, yang merupakan sebagian besar rakyat negeri ini.
*Anggota DPR RI dari Madura