SUMENEP, koranmadura.com – Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Adil Makmur Sumenep menyoroti program Pemkab Sumenep, Madura, Jawa Timur, mencetak 5000 wirausaha muda, Kamis, 3 Oktober 2019.
Mereka menilai program unggulan Bupati dan Wakil Bupati Sumenep saat ini, A. Busyro Karim-Achmad Fauzi, gagal menekan tingginya angka pengangguran secara signifikan. Para mahasiswa menyampaikan aspirasinya di depan Kantor Dinas Koperasi dan UKM setempat.
Baca: Soroti Program Mencetak Wirausaha Muda, Sejumlah Mahasiswa Demonstrasi di Kantor Diskop Sumenep
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Sumenep, Fajar Rahman mengatakan, persoalan pengangguran sebetulnya tidak hanya terjadi di kabupaten paling timur Pulau Madura. Di daerah-daerah lain juga terjadi.
Program mencetak 5000 wirausaha muda merupakan salah satu upaya Pemkab Sumenep menekan angka pengangguran itu sendiri. Dia mengakui, sebagai sebuah program tentu tidak sempurna. Sehingga memang perlu diperbaiki dari hari ke hari.
“Memang tidak mungkin langsung dapat mengatasi persoalan pengangguran. Tapi paling tidak dapat mengurangi,” ujar mantan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Sumenep itu.
Fajar juga membantah tudingan mahasiswa yang menyebut pengembangan dan pendampingan kepada peserta pasca pelatihan tidak jelas. Menurut dia, pendampingan diberikan kepada setiap peserta sampai bisa membangun usaha secara mandiri.
“Ketika mereka sudah bisa mandiri, kami lepas untuk membangun usahanya sendiri. Kalau belum, tetap bisa bergabung di Rumah Produksi (di sebelah timur Taman Bunga). Di sana mereka tetap bisa belajar,” paparnya. (FATHOL ALIF/ROS/VEM)