SAMPANG, koranmadura.com – Pasar Margalela yang berlokasi di Jalan Samsul Arifin, Kelurahan Polagan, Sampang, tak kunjung memikat hati masyarakat meski sudah disediakan sejumlah fasilitas oleh Pemerintah Daerah (Pemda) setempat. Hingga saat ini, pasar yang selesai dibangun tahun 2016 lalu itu masih sepi.
Kabid Pengelolaan Pasar, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagprin) Kabupaten Sampang, Sapta Nuri Ramlan menegaskan, Pasar Margalela awal mulanya identik keramaiannya dengan pasar hewan sapi. Namun setelah berjalannya waktu, pasar tersebut dilakukan pembangunan dan berubah menjadi pasar Polo Ijo.
“Sebenarnya per Juni 2016 lalu, para pedagang sudah kami kumpulkan dan dilakukan pencerahan. Dan memang di Pasar Margalela belum ada embrio untuk pasar polo ijo karena memang awalnya merupakan pasar hewan dan makanan, jadi ramainya karena itu. Kemudian pula, pasa polo Ijo Margalela terkepung tiga pasar tradisional lainnya seperti Pasar Jhu’ Lanteng, Rongtengah dan Srimangunan,” paparnya, Sabtu, 19 Oktober 2019.
Bahkan pihaknya menyatakan, pada Juli 2019 lalu, sempat menawarkan kembali sebanyak 57 Loss kepada masyarakat yang hendak berdagang karena pedagang yang menempati sebelumnya tidak lagi berkenan berjualan di Margalela.
“Tapi sekarang 57 Loss itu mulai ditempati. Bahkan kami memberi kelonggoran dan menuruti kemauan pedagang agar mau berjualan di Margalela. Dan yang jelas sekarang tinggal kemauan para pedagang sendiri,” katanya.
Maka dari itu, Sapta merencanakan Pasar Margalela II pada perubahan anggaran 2019, untuk dijadikan pasar sepeda. “Di pasar Sore Degedeg, ada pasar sepeda yang hanya beroperasi dari pagi hingga siang, Nah pedagang sepeda ini kami akan pindahkan ke Margalela II, kami sekarang bangunkan Lossnya. Nanti di depan cafe di Margalela II ada pasar mobil juga, ya mudah-mudahan dengan itu, ada pengaruh pada Margalela I,” harapnya. (MUHLIS/ROS/DIK)