SUMENEP, koranmadura.com – Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Adil Makmur Sumenep demonstrasi di depan Kantor Dinas Koperasi dan UKM Sumenep, Madura, Jawa Timur, Kamis, 3 Oktober 2019.
Aksi mereka menyoroti salah satu program unggulan Pemkab Sumenep, yaitu mencetak 5000 wirausahawan muda dalam kurun lima tahun, yang dinilai belum menunjukkan hasil nyata.
Dalam pelaksanaannya, Pemkab Sumenep bekerjasama dengan Pusat Inkubator Wirausaha STKIP PGRI Sumenep (PIWS) mengadakan pelatihan-pelatihan di berbagai bidang usaha.
Mahasiswa menilai, program tersebut belum berhasil menurunkan angka pengangguran di kabupaten paling timur Pulau Madura. “Dengan anggaran yang besar, harusnya program ini dapat menekan angka pengangguran di Sumenep secara signiflkan,” kata koordinator aksi, Salamet Ready.
Tak hanya itu, mereka juga menilai proses rekrutmen anggota dalam program tersebut tidak tepat sasaran, kurikulum dan manajemennya tidak jelas, serta pengembangan dan pendampingan pasca pelatihan juga tidak jelas atau bahkan tidak ada.
Oleh karena itu, ada beberapa tuntutan yang mereka sampaikan. Di antaranya meminta pihak terkait agar menyampaikan kepada publik, berapa persen dari total peserta program mencetak wirausahawan muda yang telah sukses saat ini.
Menurut mereka, seharusnya program mencetak 5000 wirausahawan muda itu telah melahirkan 3000 wirausahawan muda setelah mengikuti program latihan PIWS selama tiga tahun terakhir.
Mereka juga menuntut agar kurikulum dan manajemen program wirausahawan muda di Sumenep dibenahi dan mengevaluasi secara menyeluruh program mencetak 5000 wirausahawan muda, mulai dari pendamping, instruktur, sistem dan lainnya. (FATHOL ALIF/SOE/DIK)