SAMPANG, koranmadura.com – Anggaran penanggulangan kekeringan di Sampang, Madura, Jawa Timur sebesar Rp 150 juta. Hal tersebut dinilai masih jauh dari kata cukup.
Anggota Badan Anggaran DPRD Sampang, Alan Kaisan mengatakan, anggaran penanggulangan bencana daerah untuk kekeringan hanya sebesar Rp 150 juta yang disalurkan untuk 67 desa yang mengalami kekeringan kritis.
Menurut Alan, sapaan akrabnya, jika dikalkulasi, maka setiap warga hanya menerima rata-rata dua liter air bersih selama tujuh bulan.
“Jelas ini miris sekali, selama tujuh bulan alami kekeringan saat musim kemarau hanya menerima dua liter saja. Padahal kebutuhan air bersih itu sangat penting untuk penunjang segala kehidupan. Keberadaan air bersih juga berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat,” katanya, Sabtu, 2 November 2019.
Politisi Gerindra ini menyarakan pemerintah daerah untuk melakukan penambahan anggaran. Minimal, kata Alan, pemerintah butuh Rp 1 miliar untuk menanggulangi musibah kekeringan dengan proyeksi 100 liter air bersih untuk setiap warga.
Berdasarkan hitungannya, jika terdapat 67 desa yang mengalami kekeringan dengan asumsi rata-rata dua ribu jiwa per desa, maka yang menerima bantuan air bersih sebanyak 134 ribu jiwa.
“Per tangki air berisi lima ribu liter seharga Rp 300 ribu, sehingga 134 ribu jiwa dibagi lima ribu liter maka total anggaran ditemukan Rp 804 juta. Anggaran yang hampir Rp 1 miliar itu nantinya akan meringankan beban kebutuhan masyarakat karena bencana kekeringan harus diatasi oleh pemkab. Sebab tahun 2019 lalu, pendistribusian air bersih dikeluhkan karena porsinya sedikit,” hitungannya.
Tidak hanya berupa bantuan pendistribusian air bersih, Alan meminta Pemkab Sampang juga taktis dan jeli mencari keberadaan sumber mata air yang kemudian dapat direncanakan pengeboran dan pembangunan tandon yang diperioritaskan di sejumlah desa.
“OPD teknis harus jeli terhadap keberadaan sumber mata air dan jangan asal menghabiskan anggaran dalam pembangunan pengelolaan air bersih,” pungkasnya. (Muhlis/SOE/VEM)