SUMENEP, koranmadura.com – Komisi II DPRD Kabupaten Sumenep dalam waktu dekat akan melakukan pemanggilan kepada pihak Dinas Koperasi dan UKM, Sumenep, Madura, Jawa Timur.
“Pasti kami panggil nanti,” kata H. A. Zubaidi, Ketua Komisi II DPRD Sumenep, Jumat, 1 November 2019.
Pemanggilan itu dilakukan sebagai tindaklanjut hasil inspeksi mendadak (sidak) ke gedung sarana Wira Usaha Muda Sumenep (WMS) beberapa waktu lalu. “Tanpa dipanggil, dalam waktu dekat juga ada rapat bersama kami soal APBD 2020,” jelasnya.
Komisi yang membidangi soal ekonomi itu menilai menejemen WMS belum tertib, sehingga terkesan amburadul. Bahkan sejumlah peralatan yang mestinya diberikan kepada penerima, diketahui menumpuk di gedung eks Kantor Dinas Kesehatan Sumenep.
WMS merupakan salah satu program unggulan Pemerintah Kabupaten Sumenep yang dikelola oleh Dinas Koperasi dan UKM. Melalui program tersebut, ditargetkan bisa mencetak 5.000 pengusaha muda selama lima tahun, atau 1.000 pengusaha muda setiap tahun. Sejak 2016 anggaran yang digelontorkan Pemerintah Daerah diantara Rp8-9 miliar setiap tahun.
“Kami sudah melakukan investigasi kemarin untuk melihat langsung dengan persoalan yang kami terima,” kata H. Zubaidi, Ketua Komisi II DPRD Sumenep, Kamis, 31 Oktober 2019.
Hasil kesimpulan awal kata dia, pengelolaan WMS terkesan amburadul. Namun, Politisi PPP itu belum bisa menyimpulkan secara detail mengenai persoalan yang harus dibenahi kedepan. Karena persoalan itu nanti akan menjadi pembahasan di internal Komisi II.
Setelah itu baru bisa dilakukan langkah atau rekomendasi untuk perbaikan pengelolaan WMS kedepan.
“Terkesan amburadul tidak jelas, tapi masih akan mencermati semua persoalan itu. Semuanya (informasi) nanti akan dicermati baru ditetapkan langkah selanjutnya, termasuk akan melakukan penyesuaian dengan regulasi sebelumnya. Karena sebelumnya ada bantuan alat, tapi kalau tahun ini (2019) hanya bentuk pelatihan saja,” jelasnya.
Terpisah Wakil Bupati Sumenep Achmad Fauzi mengatakan jika program WMS saat ini sudah bagus. “Sudah top,” katanya.
Namun, kata dia ke depan perlu ada perbaikan dan akan dilakukan evaluasi kedepan. “Nanti kami evaluasi lah, yang baik kami lanjutkan yang kurang baik kami perbaiki. Kritikan komisi, ya menjadi evaluasi,” ungkapnya.
Ditanya soal bantuan yang tidak tersalurkan kepada penerima, Politisi PDI Perjuangan itu memilih tidak banyak komentar. “Ya.., itukan ada hal-hal lain,” katanya sambil menutup pembicaraan tanpa menyebut jumlah pengusaha muda yang telah dicetak melalui WMS tersebut. (JUNAIDI/SOE/DIK)