KORANMADURA.com – Kisah seorang mahasiswa tumbang dan akhirnya meninggal dunia setelah sebelumnya memaksakan diri mengerjakan skripsi hingga 7 hari 7 malam viral di media sosial. Mahasiswa tersebut ternyata berkuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB).
Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Alumni, dan Komunikasi, Miming Miharja mengakui sosok di media sosial tersebut mahasiswanya. Almarhum merupakan mahasiswa jurusan Rekayasa Kehutanan, Fakulas Sekolah Ilmu dan Teknil Hayati ITB.
“Betul (almarhum) mahasiswa Rekayasa Kehutanan (Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati) ITB,” kata Miming saat dihubungi via telepon genggam, Jumat (29/11/2019).
Ia menuturkan berdasarkan keterangan orang tuanya, mahasiswa tersebut saat itu tengah menderita penyakit. Di sisi lain, ia harus menyelesaikan skripsinya di tengah melawan penyakit yang bersarang di tubuhnya.
“Sebetulnya keadaan tidak dikehendaki saja memang almarhum sakit. Kebetulan dia punya penyakit itu, kondisinya melemah kebetulan fase tugas akhir juga. Menang rata-rata menuju tugas akhir agak berat bebannya,” jelas dia.
Menurutnya almarhum lulus tepat waktu dengan nilai yang cukup baik. Hanya saja, almarhum ingin mengejar lulus di bulan tertentu sehingga memaksakan mengerjakan skripsi dengan kondisi badan tengah sakit.
“Lulusnya tepat waktu. Biasanya kalau menjelang wisuda, suka daftar ‘Pak saya mau wisudanya bulan Oktober’. Sebetulnya secara umum baik-baik saja. Cuma mungkin ada target dari almarhum sendiri, saya mau bulan tertentu, jadi dikejar targetnya,” ucap dia.
Dia mengatakan almarhum sebelum meninggal sudah dinyatakan lulus hanya tinggal wisuda. Namun, takdir berkata lain, almarhum terpaksa harus dirawat di rumah sakit hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya.
“Sudah siap diwisuda. Jadi saat wisuda almarhum keburu sakit, jadi dirawat gak sampai wisuda. Tapi sudah sarjana, sudah selesai semuanya,” ujar Miming. (DETIK.com/ROS/VEM)