SUMENEP, koranmadura.com – Sejumlah mahasiswa kepulauan Sumenep, Madura, Jawa Timur dari gabungan tiga organisasi menggelar unjuk rasa ke Pemkab dan DPRD setempat, Selasa, 25 November 2019.
Tiga organisasi tersebut ialah Himpunan Mahasiswa Sapeken Sumenep (Himpass), Forum Pemuda Raas (FPR), dan Forum Mahasiswa Kangayan (Formaka). Mereka menyoal minimnya transportasi laut antarkepulauan, sehingga perlu penambahan.
Menanggapi hal itu, Direktur Oprasional PT. Sumekar Zainal Arifin menganggapnya wajar. Sebab, aramada laut yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah memang perlu adanya penambahan sebagai penghubung antar pulau di Sumenep.
“Memang armada laut merupakan kebutuhan riil masyarakat kepulauan,” katanya.
Penambahan kapal lanjut Zainal, bisa ditempatkan di berbagai kepulauan, semisal di pulau Sapeken untuk transportasi antarpulau kecil di sekitarnya, Pulau Raas ke Sepudi, Pulau Giliyang ke Sepudi, dan Pulau Masalima ke Karamaian.
“Meraka memang butuh ini (kapal) untuk menunjang kegiatan ekonomi mereka. Jadi bukan sekadar kebutuhan transportasi belaka,” jelasnya.
Selain berdampak pada sektor ekonomi, penambahan armada laut merupakan langkah preventif dari pemerintah daerah untuk menanggulangi kecelakaan laut yang sering memakan korban jiwa yang disebabkan karena transportasi laut yang dianggap kurang memadai.
PT Sumekar merupakan salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang bergerak dibidang transportasi laut. Saat ini PT Sumekar memiliki tiga kapal, yakni KMP Dharma Bahari Sumekar (DBS) I, DBS II dan DBS II. Hanya saja DBS II sejak beberapa tahun silam tidak beroperasi karena sudah rusak parah, dan direncanakan akan dilelang.
Dua kapal tersebut melayani transportasi dari Pelabuhan Kalianget menuju Pelabuhan Batu Guluk, Pulau Kangean, dan Pelabuhan Sapeken. (JUNAIDI/SOE/DIK)