SUMENEP, koranmadura.com – Jalur penyeberangan Kalianget-Talango, Sumenep, Madura, Jawa Timur, sejauh ini masih kerap dikeluhkan karena sering terjadi kemacetan. Baik di sisi Talango maupun Kalianget.
Beberapa waktu lalu, sejumlah warga asal Talango mengadukan persoalan tersebut ke Komisi III DPRD Sumenep. Sebab akibat kemacetan yang sering terjadi, warga merasa dirugikan. Tidak hanya dari sisi waktu, tapi juga dari sektor perekonomian. Khususnya bagi para pedagang.
Salah satu solusi yang muncul terhadap persoalan tersebut ialah membangun jembatan yang menghubungjan Kalianget dengan Talango. Apakah solusi itu memungkinkan untuk direalisasikan?
“Mungkin saja. Kalau masyarakat memang menginginkan dan pemerintah juga ingin untuk itu, saya kira tidak ada yang tidak mungkin,” jawab Ketua Komisi III DPRD Sumenep, Dul Siam.
Bahkan, menurut dia, sejak empat tahun lalu sudah muncul opsi tersebut. Sehingga, sambung dia, kalau memang pembangunan jembatan penghubung Kalianget-Talango bisa menjadi solusi jangka panjang untuk mengurai kemacetan, berapa pun anggarannya harus dianggarkan.
Politisi PKB itu, sekitar empat tahun lalu pihaknya bersama dengan Dinas PU Cipta Karya sudah menghitung berapa kira-kira anggaran yang dibutuhkan untuk membangun jembatan penghubung tersebut. “Waktu itu kalau tidak salah butuh sekitar Rp 48 miliar,” ungkapnya.
Hanya saja opsi tersebut belum ditindaklanjuti secara serius. Terbukti, meski telah sempat dihitung berapa kebutuhannya, sejauh ini baik eksekutif maupun legislatif belum pernah menganggarkan dalam APBD.
“Belum pernah dianggarkan. Kami akan koordinasi lagi dengan eksekutif. Kalau memang itu mau direalisasikan, paling tidak perencanaan bisa di 2020, dan pelaksanaannya di 2021,” tambahnya. (FATHOL ALIF/SOE/VEM)