SUMENEP, koranmadura.com – Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, pada bulan Oktober 2019 di kabupaten paling timur Pulau Madura ini mengalami inflasi sebesar 0,30 persen.
Sedangkan untuk Jawa Timur, menurut Kepala BPBS Sumenep, Syaiful Rahman, mengalami deflasi sebesar 0,02 persen. Kemudian Nasional juga mengalami inflasi sebesar 0,02 persen.
Komoditas utama yang memberikan andil terbesar terhadap terjadinya inflasi Sumenep pada bulan Oktober 2019 adalah daging ayam ras, beras dan udang basah. “Sedangkan komoditas utama yang memberikan andil terbesar terhadap deflasi adalah telur ayam ras, cabai rawit, dan bawang putih,” ujarnya, Sabtu, 2 November 2019.
Dari tujuh kelompok pengeluaran, sambungnya, lima kelompok mengalami inflasi dan dua kelompok relatif stabil. Kelompok mengalami inflasi tertinggi yakni sebesar 0,84 persen ialah bahan makanan.
Kemudian diikuti oleh kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,37 persen; kelompok sandang sebesar 0,22 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,08 persen; dan kelompok kesehatan mengalami inflasi terendah sebesar 0,05 persen.
Sementara kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar dan kelompok transpor, komunikasi, dan Jasa keuangan relatif stabil.
“Tingkat inflasi Tahun Kalender, yakni dari Januari hingga Oktober 2019, Sumenep mencapai 1,24 persen, lebih rendah dibandingkan Jawa Timur yang sebesar 1,35 persen dan Nasional sebesar 2,22 persen,” tambahnya.
Selanjutnya tingkat inflasi tahun ke tahun (Oktober 2019 terhadap Oktober 2018) Sumenep mencapai 2,00 persen, angka ini juga lebih rendah dibandingkan Jawa Timur sebesar 2,24 persen serta Nasional sebesar 3,13 persen. FATHOL ALIF/VEM