SAMPANG, koranmadura.com – Penanganan kasus dugaan tabrak lari Ainul Yakin (8), bocah asal Kampung Halelah, Kelurahan Polagan, Kecamatan Sampang, Madura, Jawa Timur masih buram.
Bahkan truk bertuliskan PT Jati Wangi yang sempat diamankan polisi juga sudah tidak ada di halaman Mapolsek setempat.
Kasatlantas Polres Sampang, AKP Anita Kurdi melalui Kanit Laka Ipda Puji Eko Waluyo mengaku penanganan kasus tersebut masih dalam tahap penyelidikan. Sejauh ini, pihaknya masih kesulitan mencari saksi yang mengetahui persis peristiwa meninggalnya Ainul Yakin.
“Masih penyelidiakan, kami masih mencari saksi yang pas, yang memang mengetahui peristiwa itu. Tiga saksi yang kami periksa juga belum mengetahui peristiwa itu. Kami pun meminta keluarga korban untuk mendatangkan saksi, juga tidak ada. Ditanya ke warga di sekitar TKP juga banyak yang tidak mengetahuinya,” akunya, Rabu, 13 November 2019.
Disinggung sejumlah barang bukti yang sempat diamankan di Mapolsek, Ipda Puji sapaan Puji Eko Waluyo mengaku telah menyerahkan kepada pemiliknya dengan sistem pinjam pakai.
“Kan truknya kacanya pecah di bagian depannya, katanya diperbaiki. Dan boleh dipakai. Tapi nanti pada waktu menyerahkan barang bukti ke Kejaksaan, kendaraan itu harus ditarik lagi,” ujarnya.
Menurut Ipda Puji, persyaratan sistem pinjam pakai kendaraan tersebut bukan berarti menghilangkan barang bukti karena kendaraan itu tidak boleh dijual dan jika dibutuhkan oleh penyidik, maka kendaraan tersebut langsung bisa ditarik.
“Kaca kendaraan yang pecah diperbaiki, ya tidak masalah, kami sudah dokumentasi kondisi kendaraan waktu setelah kejadian,” akunya.
Soal kasus belum dinaikan ke tahap penyidikan karena faktor minimnya saksi untuk dijadikan alat buti.
“Sebenarnya barang bukti sudah ada. Cuma keterangan dari tiga saksi, itu masih ngambang karena saksi-saksi itu hanya mengetahui setelah kejadian. Sehingga kami belum bisa menaikan kasus tersebut ke tahap penyidikan dan penentuan tersangka,” kelitnya.
Sekadar diketahui, peristiwa tabrak lari yang menewaskan Ainul Yakin dengan kondisi kepala pecah ditemukan tewas tergeletak di tengah jalan inspeksi pengerjaan proyek Normalisasi Sungi Kali Kamoning pada 25 Agustus 2019 lalu.
Bahkan pasca peristiwa itu, sempat jalan inspeksi yang berada di titik Kampung Halelah ditutup oleh warga setempat karena telah makan korban hingga tewas. (Muhlis/SOE/VEM)