SUMENEP, koranmadura.com – Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, Kamis, 7 November 2019 tak berjalan mulus. Pasalnya di Desa Juruan Laok, Kecamatan Batuputih pesta demokrasi tingkat desa ini ricuh hingga berujung pengrusakan logistik Pilkades.
Apakah polisi kecolongan hingga insiden kericuhan terjadi?
Menaggapi hal itu, Wakapolda Jawa Timur, Brigjen Djamaluddin mengungkapkan, sebenarnya prediksi polisi, potensi kericuhan di Desa tersebut sudah terdeteksi.
Namun saat kejadian petugas kalah banyak dengan massa, sehingga kepolisian lebih memilih mengamankan para Calon Kepala Desa yang ada di atas podium.
“Ketika saya jadi Kapolres di sini, peristiwa seperti ini juga ada,” ungkapnya kepada sejumlah wartawan di Mapolres Sumenep.
Untuk itu, Djamaluddin meminta kepada Kapolres Sumenep agar insiden seperti ini menjadi pelajaran untuk Pilkades di Kepulauan, 14 November mendatang. Dan jika ada pelanggaran hukum, pihaknya meminta untuk ditindak dengan tegas.
“Ada daratan, ada kepulauan, apalagi kepualauan alat transportasinya masih sulit, tanggal 14 nanti kan masih ada lagi di kepulaun, tapi pak Kapolres sudah punya trik tersendiri kok, kan sudah dua tahun di sini,” jelasnya.
Wakapolda yang baru dilantik ini memastikan jalannya Pilkades damai sesuai dengan yang diharapkan bersama.
Ketika ditanya apakah ada arahan secara teknis dari Polda Jatim, Pria yang juga pernah menjabat Kapolres Sumenep ini menyatakan arahan Polda agar Pilkades aman.
“Sudah, sudah saya arahkan, kalau daerah lain bisa aman, masak Sumenep tidak bisa,” katanya.
Sementara Kapolres Sumenep, AKBP Muslimin, mengungkapkan bahwa untuk Pilkades selanjutnya, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah dalam hal ini petugas akan memberikan masukan dalam hal keamanan.
“Mulai malam ini, sampai bebebrapa hari ke depan, kita akan koordinasi dengan Pemerintah Daerah, tentu dalam hal tekhnis dan juga saran pendapat dari sisi keamanan,” terangnya.
Atas kejadian Pilkades di Desa Juruan Laok tadi siang, Polres Sumenep sudah mengamankan dua orang untuk dimintai keterangan lebih lanjut. Akan tetapi, Muslimin belum bisa memastikan apakah yang bersangkutan pelaku utama atau provokator dalam insiden tersebut.
“Masih kita dalami, Jika ada pelanggaran hukum pasti kita tindak tegas, Mohon waktunya akan kita kembangkan,” katanya sambil mengakhiri wawancara. (D4N/SOE/VEM)