SAMPANG, koranmadura.com – Pelabuhan Trunojoyo Sampang, Madura diresmikan pada Sabtu, 30 November 2019 lalu. Untuk mengantisipasi jaringan narkoba Sokobanah, Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jatim meminta sinergitas kepolisian agar bersama-sama memperketat pengawasan.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jatim Fattah Jasin menjelaskan, mayoritas peredaran narkoba di jalur laut sering terjadi pada pelabuhan kecil. Dengan keamanan berstandar internasional, pihaknya optimis peredaran narkoba melalui Pelabuhan Trunojoyo sulit dilakukan. Namun demikian, pemerintah tidak akan lengah dalam menghadapi hal tersebut.
“Saya kira itu tugas kepolisian, jadi nanti pengelola Pak Edy akan bekerjasama dengan pihak kepolisian soal narkoba,” katanya, Selasa, 3 Desember 2019.
Menurut Fattah Jasin, pintu peredaran narkoba sangatlah banyak, tidak hanya jalur laut melainkan juga di jalur darat.
“Kalau pelabuhan yang dikelola secara resmi, saya yakin kecil kemungkinannya. Tapi pelabuhan tikus yang banyak terjadi. Jadi tugas ini sebenarnya juga menjadi tugas kalian dan masyarakat untuk mengawasi,” pintanya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala KUPP Kelas II Branta Edy Kiswanto mengaku siap untuk selalu mewaspadai peredaran narkoba lewat jalur laut.
“Itu masukan yang bagus, nanti pasti akan memikirkan dengan pihak terkait untuk penambahan security,” tegasnya.
Sekadar informasi, meskipun dilakukan penindakan beberapa kali oleh aparat kepolisian maupun BNN, namun jaringan Narkoba di Kecamatan Sokobanah, Kabupaten Sampang masih aktif sampai sekarang.
Terbukti, beberapa waktu lalu anggota Satresnarkoba Polrestabes Surabaya melakukan penangkapan terhadap 4 tersangka kasus peredaran narkoba dengan BB seberat 7 Kg. Penangkapan ini merupakan jaringan dari Sokobanah.
Bahkan sebelum itu, narkoba jenis sabu seberat 8,75 kilogram diamankan Polres Sampang, di jalan Jatra Timur, Banyuates. Kemudian 50 Kilo gram Sabu sindikat narkoba Sokobanah sempat digagalkan oleh Tim Satgas Polda Jatim beberapa waktu lalu. (Muhlis/SOE/DIK)