KORANMADURA.com – Sudah hampir 2 minggu lebih polisi menyelidiki dan memanggil sejumlah saksi dalam kasus dugaan penganiayaan bocah berusia empat tahun berinisial JA. Namun sampai saat kini, polisi masih belum menentukan tersangka.
Kapolrestabes Surabaya Kombes Sandi Nugroho menjelaskan bahwa saat ini memang pihaknya masih mengembangkan penyelidikan. Saat ini, pihaknya tinggal menunggu hasil labfor dan hasil psikologi dari anak.
“Permasalahan kasus balita, saat ini masih dikembangkan. Karena itu menunggu hasil labfor dan hasil cek psikologi dari anak,” kata Kapolrestabes, Rabu (18/12/2019).
Sandi melanjutkan jika nantinya seluruh hasil keterangan pengembangan labfor dan psikologi lengkap, maka pihaknya akan segera mengumumkan.
“Setelah nanti dari keterangan lengkap nanti akan disampaikan,” ujar alumnus Akpol 1995 itu.
Apakah ada kemungkinan pelaku dari keluarga sendiri? Pria kelahiran Salatiga itu membenarkan bahwa kemungkinan itu bisa saja.
“Itu juga masih ada hubungan keluarga yang memungkinkan tidak jauh dari lingkungan korban dari kasus ini,” tandasnya.
Sebelumnya, JA sempat dibawa ke RSU dr Soetomo oleh orang tuanya. JA disebut sempat keracunan obat. Namun, dokter tidak menemukan racun di tubuh JA, justru menemukan lebam. Dokter pun melaporkan hal ini ke polisi, kini kasus ini ditangani unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes Surabaya.
Kanit PPA Polrestabes Surabaya, AKP Ruth Yeni mengatakan pihaknya masih menyelidiki penyebab lebam di tubuh JA. Saat dikonfirmasi, Ruth menyebut pihaknya telah memeriksa 6 saksi dari pihak keluarga.
“Kami sudah periksa 6 saksi, ada pelapor, ibu korban, korban, dokter, pakde dan budhenya,” kata Ruth saat dikonfirmasi di Surabaya, Minggu (1/12/2019). (detik.com/VEM)