JAKARTA, koranmadura.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau warga waspada menghadapi musim hujan. BNPB meminta masyarakat mengantisipasi bahaya angin puting beliung, banjir hingga tanah longsong.
“Pertama kita sudah mengeluarkan surat edaran dari akhir Oktober. Dari kepala BNPB sudah mengeluarkan surat edaran untuk antisipasi musim penghujan untuk gubernur seluruh Indonesia,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Agus Wibowo di Hotel Millenium, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu, 11 Desember 2019.
“Yang pertama untuk antisipasi musim hujan ada beberapa resiko-resiko yang dihadapi. Pertama angin puting beliung, resikonya bisa pohon tumbang, bangunan rusak, orang tertimpa pohon atau benda-benda yang bisa ambruk, kendaraan tertimpa, korban jiwa, trauma psikis dan sebagainya,” imbuhnya.
Agus meminta masyarakat untuk melihat resiko bencana di aplikasi Inarisk BNPB. Dia juga mengimbau masyarakat untuk memangkas cabang pohon yang berpotensi tumbang.
“Upaya-upaya yang harus dilakukan cek daerah resikonya di mana, kita punya Inarisk bisa dicek. Kemudian mendorong partisipasi masyarakat untuk memangkas atau cabang pohon-pohon yang rimbun supaya tidak ambruk. Banyak pohon-pohon yang terlalu rimbun. Khususnya yang muda-muda itu yang belum besar, kalau daunnya terlalu rimbun sepat ambruk,” kata dia.
Agus berharap warga untuk memantau seluruh informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Berdasarkan informasi yang diterima BNPB, bencana banjir, tanah longsor dan angin puting beliung sudah melanda beberapa wilayah di Indonesia.
“Kita juga diminta masing-masing agar memantau seluruh info yang dikabarkan BMKG. Kemudian resiko berikutnya banjir. Sekarang banjir, puting beliung banyak. Kemarin di Madura, di Jawa Timur, di mana-mana banyak. Yang meninggal di Kediri kemarin satu orang,” tutur Agus.
“Ada gerakan tanah longsor. Kemarin di Solok Selatan, Sumbar juga. Itu yang biasa sering terjadi di musim hujan dan pancaroba,” lanjutnya.
Selain itu, Agus mengatakan banjir dapat menimbulkan beberapa resiko. Untuk mencegah terjadinya banjir, Agus meminta agar warga bergotong-royong dalam membersihkan saluran air.
“Kemudian banjir ada banyak masalah. Misalnya resiko korban jiwa, trauma, kerugian material, rumah terendam bisa hanyut, penyakit dan sebagainta. Kita menghimbau pemerintah daerah untuk mengajak masyarakat untuk cek resiko banjir di Inarisk, kemudian minta ada partisipasi masyarakat untuk pembersihan saluran sungai-sungai, got-got,” imbau Agus. (DETIK.com/ROS/DIK)