SAMPANG, koranmadura.com – Di awal musim penghujan 2019, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, mulai mengkhawatirkan serangan nyamuk Demam Berdarah Dengue (DBD) yang sangat mungkin semakin meluas.
Sekretaris Dinkes Kabupaten Sampang, Asrul Sani mengaku, kekhawatiran serangan gigitan nyamuk DBD terhadap anak-anak lantaran bertepatan dengan hari libur sekolah.
Menurutnya, di hari libur sekolah potensi serangan gigitan nyamuk DBD terhadap anak-anak cukup tinggi. Hal itu disebabkan aktivitas anak yang berkurang karena libur sekolah.
“Biasanya kalau liburan sekolah, anak-anak bangun tidurnya agak kesiangan atau di pagi harinya baru tidur kembali. Asal tahu, serangan gigitan nyamuk DBD itu umumnya terjadi di pagi hari hingga menjelang siang atau sekitar pukul 06.00-12.00 wib, bukan gigitan di malam harinya. Sehingga serangan gigitan nyamuk DBD lebih tinggi terjadi. Saran kami, hindari gigitan nyamuk di waktu itu dengan memberi lotion anti nyamuk. Apalagi jika anaknya lagi tidur, oleskan lotion anti nyamuk,” sarannya, Jumat, 27 Desember 2019.
Tidak hanya itu, Asrul Sani juga mengkhawatirkan serangan gigitan nyamuk terjadi di berbagai daerah yang belum terprediksi sebagai daerah endemis karena sifatnya selalu berubah-ubah (dinamis).
Berdasarkan data di tahun 2018 lalu, awal musim hujan terjadi pada November dan daerah endemis terjadi di derah Kecamatan Sampang Kota. Karang Penang, Omben, Torjun dan Camplong. Namun daerah tersebut sejauh ini masih belum terlihat sebagai daerah endemis.
“Untuk tahun ini terjadi penurunan kasus DBD. Daerah Kecamatan Karang Penang dan Omben masih belum kelihatan sebagai daerah endemis DBD, hanya daerah kota yang masuk daerah endemis. Dan sampai sekarang, kasus DBD masih tercatat satu kasus di kelurahan Gunung Sekar, Kecamatan Sampang. Sedangkan 2018 lalu, kasus DBD cukup banyak,” jelasnya.
Oleh karena itu, pihaknya mengimbau kepada masyarakat terlebih di daerah yang berpotensi sebagai daerah endemis agar selalu mewaspadai terhadap serangan gigitan nyamuk DBD. Hal itu disebabakan kondisi nyamuk semakin kebal setelah mampu beradaptasi terhadap lingkungan saat ini.
“Saran kami menghindari gigitan nyamuk dengan revlen atau lotion anti nyamuk dan tidak lupa pula 3M plus yaitu menutup, menguras dan mengubur serta plus membasmi sarang nyamuk. Foging itu tidak bisa menyelesaikan masalah, hanya 30 persen saja. Karena yang paling adalah 3M plus itu,” terangnya. (MUHLIS/ROS/VEM)