BANGKALAN, koranmadura.com – Kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) di Bangkalan, Madura, Jawa Timur, semakin meningkat. Hal itu berdasarkan data dari Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPP dan KB) setempat.
Tercatat pada tahun 2019, kasus KDRT di kota salak ini mencapai tujuh perkara. Sedangkan pada tahun 2018 terhitung dua kasus yang masuk di BPP dan KB Bangkalan.
Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak, BPP dan KB Bangkalan, Ismanto menyampaikan, mayoritas penyebab terjadinya kasus KDRT karenakan faktor ekonomi.
“Salah satu penyebabnya karena uang, kadang cekcok karena keuangan dalam keluarga,” katanya, Jumat, 27 Desember 2019.
Mirisnya lagi, kasus KDRT yang terjadi di kota dzikir dan shalawat ini mayoritas terjadi di daerah perkotaan. Tercatat pada tahun 2019 ada enam kasus berada di Kecamatan Bangkalan. Sedangkan satu kasus lainnya terjadi di daerah Kecamatan Kamal.
Menurut Ismanto, tingginya jiwa individualisme yang dimiliki oleh masyarakat perkotaan membuka jalan untuk terjadinya KDRT.
“Kalau di kota lebih individu. Dengan pagar yang tinggi-tinggi, sehingga jarang berinteraksi dengan tetangga yang lain,” katanya.
Sementara itu, dikonfirmasi terpisah, Ketua Komisi D DPRD Bangkalan, Nur Hasan meminta, BPP dan KB untuk lebih meningkatkan pendekatan kepada masyarakat, sebab dengan cara ini KDRT bisa diminimalisir.
“Perlu intensitas dan adanya sosialisasi oleh pihak BPP dan KB kepada masyarakat,” paparnya. (MAHMUD/ROS/VEM)