JAKARTA, koranmadura.com – Lembaga penelitian Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memprediksi bahwa program Kartu Prakerja Presiden Joko Widodo belum tentu akan berhasil membuat para masyarakat mendapatkan pekerjaan.
Dikutip dari Catatan Akhir Tahun yang disusun tiga Ekonom Perempuan Indef Aviliani, Eisha Maghfiruha Rachbini dan Esther Sri Astuti, menyatakan bahwa dalam program Kartu Pra Kerja pemerintah akan menjaring 2 juta masyarakat. Padahal dari sistem informasi Kementerian Ketenagakerjaan kesempatan kerja yang ada hanya berkisar 180 orang.
“Anggaran Kartu Pra Kerja sebesar Rp 10 Triliun memiliki target peserta sebanyak 2 juta orang. Namun demikian, kesempatan kerja yang tercipta melalui sistem informasi ketenagakerjaan Kementerian Ketenagakerjaan hanya berkisar 180 ribu orang,” ungkap Indef, dikutip Sabtu, 21 Desember 2019.
Pengusaha dan industri pun dinilai Indef belum dilibatkan. Otomatis meski mendapatkan sertifikat dari program Kartu Pra Kerja belum tentu terserap dunia kerja.
“Sertifikat yang dikeluarkan setelah mengikuti program kartu Pra Kerja belum menjamin peserta terserap oleh pasar tenaga kerja atau dunia usaha atau dunia industri mengingat dunia usaha atau dunia industri belum dilibatkan dalam program Kartu Pra Kerja,” ungkap Indef.
Indef juga menilai bidang pelatihan yang difokuskan dalam program Kartu Pra Kerja tidak tepat sasaran dengan tenaga kerja yang dibutuhkan di Indonesia.
“Desain bidang-bidang pelatihan melalui digital belum mengakomodasi lowongan pekerjaan yang ada, khususnya operator dan perakit mesin, pekerja kasar, pekerja pengolahan dan kerajinan,” papar Indef. (DETIK.com/ROS/DIK)