PAMEKASAN, koranmadura.com – Sebanyak 144 Keluarga Penerima Menfaat (KPM) di Pamekasan, Madura, Jawa Timur yang menolak menerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH). Penolakan itu dilakukan karena mereka sudah merasa mampu.
Koordinator Program Keluarga Harapan (PKH) Kabupaten Pamekasan, Hanafi mengatakan ada 144 KPM PKH yang menolak untuk menerima bantuan dari pemerintah pusat itu. Salah satu alasannya, selain sudah mampu, mereka juga malu karena ada tetangganya yang jauh lebih layak.
“Yang keluar dari KPM sudah mengalami peningkatan, maksudnya ketergantungan masyarakat kepada ke bantuan Bansos sudah merasa mampu dan juga punya pendapatan lebih, jadi sampai saat ini ada sekitar 144 KPM yang keluar,” jelas Hanafi, Selasa, 3 Desember 2019.
Menurut Hanafi, peserta yang keluar dari peserta KPM tersebar di tiga kecamatan.
“Kalau sekarang yang paling banyak itu di Kecamatan Kadur, Larangan dan Waru,” sebutnya.
Mantan aktivis PMII itu menargetkan di tahun 2019 ini, KPM yang keluar dari bansos ini bisa mencapai 200 lebih. “Terus kita kejar sampai akhir tahun ini paling tidak mencapai target 200 lebih,” tambahnya.
Salah satu upaya untuk mengejar target tersebut, pihaknya mengklaim sudah melakukan upaya sosialisasi dan bimtek kepada pendamping PKH.
- “Hasil dari pendekatan yang dilakukan oleh pendamping kepada KPM ini terus terang peran pendamping sangat dibutuhkan dalam upaya untuk mencapai graduasi Sejahtera Mandiri ini. Jadi upaya kita lakukan oleh kita kami Intens melakukan Bimtek dan training kemudian kemudian rapat bersama pendamping, pendamping yang masih belum ada gradasinya kita dorong,” jelasnya. (SUDUR/SOE/DIK)