SUMENEP, koranmadura.com– Setiap tanggal 22 Desember kita tak pernah alpa memperingati Hari Ibu. Tak jarang, peringatan yang bersejarah ini pun dirayakan dalam beragam ekspresi, kegiatan hingga upacara.
Bahkan ada sebagian anak ngasih bunga plus kado untuk ibunya. Ada juga yang bersyujud, ada pula membasuh kaki sang ibu.
Bagaimana sebenarnya makna hari Ibu menurut Ketua Organisasi Gabungan Wanita (GOW) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, Nia Kurnia Fauzi?
“Setiap tanggal 22 Desember mengingatkan kita tentang perjuangan seorang pahlawan. Termasuk menyadarkan semua anak di negeri ini siapa diri kita yang sebenarnya. Karena tanpa perjuangannya, kita hanya manusia tanpa apa-apa, tanpa kasih sayangnya, kita seperti anak ayam yang kehilangan induknya. Dan tanpa jasanya, kita juga tak berarti apa-apa,” ucap Anggota DPRD Sumenep ini saat bincang-bincang tentang makna hari Ibu, Minggu, 22 Desember 2019.
Dalam hemat istri Wakil Bupati Achmad Fauzi, ibu adalah pahlawan yang bertahta di atas para pahlawan-pahlawan yang lain. Sebab Ibu yang berani melakukan apa saja. Pengorbanan tanpa pamrih. Dan kata Nia, setiap saat selalu setia menemani.
“Memberi tanpa berharap kembali. Sehingga tak salah jika banyak anak-anak cerdas hebat lahir dari rahimnya. Ibu yang menjadikan gulita jadi pelita,” tambah Nia
Maka momentum Hari Ibu, lanjut Nia, tak hanya sekadar diingat, apalagi dirayakan sedemikian rupa. Hari Ibu harus dijadikan momentum bagi kita semua untuk selalu berbakti dan meng-abdikan diri.
“Kita merasa miris ketika ada beberapa anak yang malu mengakui ibunya gara-gara miskin, berlumut dan berbaju kumal. Bahkan tak jarang ada anak yang berani membunuh ibu kandungnya sendiri,” ujarnya sembari mengungkapkan beberapa fakta tentang peristiwa memilukan anak yang durhaka pada ibunya.
Sebagai perempuan, Nia mengelua dada ketika akhir-akhir ini ada anak lebih sayang pada idolanya daripada sang ibu hingga kalau pamor pada pacarnya. Ibu, kata Nia ialah Superhero.
“Nah, Hari Ibu harus jadi memontum refleksi diri untuk segala hal. Karena saat kita sedang, yang paling setia menemani adalah ibu kita,” ungkapnya.
Ketika ditanya tentang peran Ibu, kata Nia sebenarnya Ibu-ibu lebih kuat dari laki-laki. Buktinya, ia mampu melahirkan lelaki-lelaki cerdas.
“Sebenarnya kalau dibandingkan dengan bapak-bapak, itu lebih kuat ibu-ibu,” lanjut Nia
Selain itu, kekuatan lain Ibu berasal dari doa. Menurutnya, semua orang harus menghormati ibu agar masa depannya lebih baik.
“Hari ibu adalah masa depan kita, doa ibu adalah doa yang paling afdal, gara-gara ibu juga bisa menjadikan kita durhaka. Makanya, hormati ibu sehingga masa depan kita lebih baik dari hari ini,” jelas Nia. (SOE/VEM)