PAMEKASAN, koranmadura.com – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, berencana menghapus Ujian Nasional (UN) di Indonesia. Menanggapi itu, Dinas Pendidikan (Disdik) Pamekasan mengaku setuju dengan wacana tersebut.
Hal itu disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Pamekasan, Prama Jaya. Menurutnya, hasil UN itu tidak bisa dijadikan sebagai barometer keberhasilan, sebab barometer keberhasilan pendidikan bukan hanya aspek kognitif. Namun juga ada budi pekerti, psikomotorik, dan keterampilan.
“Tiga mata pelajaran yang jadi bahas UN bersifat kognitif. Jadi, kami setuju dengan rencana penghapusan UN dari program pendidikan di Indonesia. Tapi, memang perlu duduk bersama terlebih dahulu dengan pihak-pihak terkait guna membahas rencana penghapusan ujian bagis siswa kelas akhir itu,” kata Prama Jaya.
Dikatakan, pihaknya menilai selama ini pelaksanaan UN tidak produktif, sebab siswa belajar sekian tahun dan banyak hal, kemudian hanya diuji untuk tiga mata pelajaran saat UN, yang terkadang hasilnya justru berbanding terbalik.
“Di sisi lain mungkin ada beberapa hal yang perlu evaluasi dalam pelaksanaan UN yang kami rasa tidak efektif dan tidak efisien, seperti pelibatan anggota kepolisian dan pengawasan silang yang tidak perlu itu. Karena UN itu peristiwa yang biasa-biasa saja,” katanya. (ALI SYAHRONI/SOE/DIK)