JAKARTA, koranmadura.com – Minggu lalu, duo disjoki asal Amsterdam, Belanda, Yellow Claw kembali menyambangi Indonesia. Duo yang beranggotakan Jim Aasgie dan Nizzle itu datang untuk Djakarta Warehouse Project (DWP) 2019.
Ini bukan kali pertama Yellow Claw tampil di Indonesia. Mereka sudah beberapa kali datang ke Indonesia dan ini kali kedua mereka manggung di DWP. Kali ini, detikHOT berkesempatan berbincang dengan mereka.
Ada alasan tersendiri mengapa keduanya betah dan menikmati keberadaan mereka di Indonesia. Salah satu alasannya adalah karena industri musik di Indonesia yang berkembang pesat.
“Ada banyak orang-orang yang baik dan musik yang menyenangkan,” ujar Jim saat ditemui di Kemayoran, Jakarta Pusat baru-baru ini.
Mereka menilai, perkembangan musik elektro dan dance di Indonesia semakin maju. Mereka memandang, DWP dari masa ke masa adalah penggambaran dari skena elektronika dan dance yang berkembang.
“DWP memiliki banyak penggemar loyal yang terus datang tiap tahunnya. Mereka benar-benar membawa banyak artis internasional di luar sana ke sini,” ucap Jim.
Festival tersebut dinilai mereka juga bertumbuh semakin besar di tiap tahunnya. Akan tetapi bukan hanya, di Indonesia musik elektronika dan dance bertumbuh.
Yellow Claw mengamati, dari tur-tur yang mereka jalani, gejala tersebut juga terjadi di negara-negara Asia lainnya.
“Kamu mengamati di sekeliling Asia, ini menjadi lebih besar. Namun ini (DWP) menjadi salah satu yang terbesar dan sangat kuat,” tutur Nizzle. (DETIK.com/ROS/DIK)