SUMENEP, koranmadura.com – Ratusan hektare lahan pertanian di Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean, Sumenep, Madura, Jawa Timur, dibiarkan bera atau dibiarkan tidak ditanami. Kondisi tersebut menyebabkan produksi beras berkurang setiap tahun.
Hal itu dikatakan oleh Badrul Aini, Anggota DPRD Sumenep dari Kecamatan Arjasa. Menurutnya, terdapat beberapa faktor penyebab lahan pertanian “menganggur”. Salah satunya karena terkena ROB saat air laut pasang.
Selain itu, kata dia, karena pemilik lahan memilih merantau ke luar negeri, semisal ke Malaysia. Sehingga lahan produktif itu dibiarkan kosong. “Ada ratusan bahkan ribuan hektare lahan pertanian produktif di Arjasa yang saat ini dibiarkan mati. Terutama di daerah pinggiran,” katanya pada media ini, Rabu, 15 Januari 2020.
Lahan produktif yang tanpa tanaman itu, kata dia, tersebar di berbagai desa, di antaranya Desa Torgjek, Batuputih, Sawah Sumur, Gelaman, Kolo-kolo, Karang Buddi dan sejumlah desa lain.
Salah satu cara untuk memanfaatkan kembali, lanjut Badrul, dirinya bersama sejumlah warga melakukan terobosan baru, yakni dengan cara memfungsikan kembali sebagai lahan pertanian produktif. “Upaya itu saat ini sudah dilakukan, seperti dibajak dan upaya lain sehingga tanah kembali subur,” jelas Anggota DPRD empat periode itu.
Apabila pembajakan sudah selesai, maka akan ditanami padi dan Melon Kangean. Harapannya bisa membantu pemerintah untuk menggalakkan program swasembada pangan.
“Apalagi di pulau sering kehabisan stok pangan, utamanya saat cuaca buruk. Karena pengiriman tersendat. Makanya kami melakukan pemanfaatan kembali tanah mati ini, sehingga nanti hasilnya bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat kedepan,” tegas pria yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi II itu. (JUNAIDI/ROS/DIK)