SURABAYA, koranmadura.com – Gubernur Khofifah Indar Parawansa menegaskan hingga kini di Jawa Timur tidak ada indikasi masuknya penyakit pneumonia akibat virus Corona.
Ia menyebut pihaknya melakukan pengawasan ketat.
Pemprov Jatim, menurutnya, juga melakukan pengendalian penyakit, menyikapi adanya Surat Edaran (SE) dari Kementerian Kesehatan yang meminta seluruh rumah sakit umum dan daerah untuk meningkatkan kewaspadaan pada potensi penyebaran virus penyebab penyakit radang paru atau pneumonia.
“Alhamdulillah sampai saat ini tidak ada indikasi penyakit pneumonia akut akibat novel coronavirus masuk ke wilayah Jawa Timur. Kita semua tetap waspada dan siap siaga,” kata Khofifah di sela kunjungan kerjanya di Jakarta, Jumat, 24 Januari 2020.
Berdasarkan SE tersebut, Khofifah juga telah menugaskan pihak terkait untuk meningkatkan seluruh sistem layanan kesehatan di Jatim. “Selain itu kami juga sudah menyiagakan Tim Gerak Cepat untuk Penyakit Menular yang dikoordinir Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur,” ucap Khofifah.
Selain itu, Pemprov berkoordinasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan untuk meningkatkan kewaspadaan. Khususnya pada pengawasan orang dan barang yang berasal dari Tiongkok. “Caranya dengan mengaktifkan thermal scanner selama 7 hari 24 jam di terminal kedatangan internasional di Terminal 2 Juanda,” papar Khofifah
Jika dijumpai suhu di atas 38 derajat celcius disertai demam, batuk, sesak dan gejala pneomonia akut (berat) lainnya, maka akan dilakukan tindakan kekarantinaaan, yaitu penanganan pneomonia sesuai SOP dan segera melakukan rujukan ke RSUD dr Soetomo dan dilakukan desinfeksi terhadap alat angkut (pesawat). (DETIK.com/FAT/DIK)