BANGKALAN, koranmadura.com – Kasus penembakan yang menimpa salah satu aktivis senior di Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur, Mathur Khusairi sampai saat ini masih belum ada kejelasan. Padahal kasus penembakan tersebut sudah memasuki tahun ke lima.
Mathur Khusairi, pria yang saat ini menjabat sebagai anggota DPRD Jatim merasa kecewa terhadap kinerja kepolisian.
“Jujur saya kecewa terhadap kinerja kepolisian karena gagal mengungkap kasus tindak pidana kekerasan terhadap semua aktivis di Bangkalan,” kata Mathur, sapaan akrabnya, Senin 20 Januari 2020.
Menurutnya, selain menimpa dirinya, beberapa kasus kekerasan juga dialami oleh aktivis di Bangkalan. Diantaranya perusakan mobil milik Aliman; pembakaran mobil; pembacokan kepada Fahrillah, Muzakki, Mahmudi dan Musleh.
“Hanya kasus Musleh, itu pun masih belum jelas bagaimana ending penyelesaiannya,” tegas Mathur, sapaan akrabnya.
Sementara Kapolres Bangkalan, AKBP Rama Samtama Putra berjanji akan mengkaji lagi pencapaian progres yang dilakukan pihak kepolisian. Bahkan ia akan mengidentifikasi tingkat kesulitan dalam penyidikan kasus tersebut.
“Saya belum tahu. Itu jadi PR untuk Kasatreskrim yang baru. Saya juga akan dalami sejauh mana perkembangannya,” kata Rama, sapaan akrabnya.
Rama juga menegaskan, selama kasus tersebut belum terungkap, maka pihaknya akan tetap berkerja keras karena sudah menjadi kewajiban kepolisian.
“Sepanjang itu belum terungkap, maka menjadi kewajiban kita untuk mengungkap,” katanya.
Perlu diketahui, Mathur Khusairi telah ditembak oleh seseorang yang identitasnya belum diketahui. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 20 Januari 2015 silam. Penembakan dilakukan di depan rumahnya sendiri. (MAHMUD/SOE)