SURABAYA, koranmadura.com – BMKG menyebut selama dua hari ini potensi hujan di sejumlah wilayah Jawa Timur cenderung menurun. Hal itu dikarenakan adanya angin kuat siklon tropis yang terjadi di wilayah selatan Indonesia.
Kepala bidang data dan informasi BMKG Juanda Teguh Tri Susanto mengatakan penurunan terus akan berlanjut sampai tanggal 19 mendatang. Sebab selama ini hujan masih bersifat seporadis.
“Dua hari terakhir memang terjadi penurunan sampai kita prediksikan lagi ada hujan sampai sekitar tanggal 19 nanti,” kata Teguh kepada detikcom saat dikonfirmasi, Rabu, 15 Januari 2020.
“Jatim memang saat ini hujannya masih seporadis tidak merata artinya berkurang tidak seperti kemarin-kemarin sampai tanggal 19,” tambahnya.
Menurut Teguh adanya penurunan hujan itu karena disebabkan adanya angin kuat siklon tropis yang terjadi di wilayah selatan Indonesia atau barat daya Australia. Sehingga awan yang ada tidak sampai membawa hujan.
“Awan yang ada tidak sampai membawa hujan karena tadi terbawa angin siklon yang cukup kuat di selatan Indonesia atau barat daya Australia,” jelas Teguh.
Ditanya terkait peringatan dini tiga harian, Teguh menjelaskan bahwa peringatan yang dibuat tidak untuk mengetahui prediksi apakah suatu wilayah akan hujan atau tidak. Namun sifatnya hanya mengetahui akan adanya potensian hijan disertai angin saja.
“Peringatan dini itu tidak untuk mengetahui hujan atau tidak tapi adalah potensi angin dengan intensitas sedang dan sesaat. Kalau peringatan dini adalah tugas kami untuk membuat sesuai dengan pendekatan yang kita buat,” terangnya.
“Ya memang peringatan 3 hari ini kalau lihat khususnya hanya wilayah tapal kuda saja. Kalau di situ kan nggak ada Surabaya dan Sidoarjo. Kan di situ tidak ada peringatan dininya juga,” tandasnya. (DETIK.com/ROS/DIK)