SAMPANG, koranmadura.com – Meski tidak masuk dalam catatan Badan Meteorolgi klimatologj dan Geofisika (BMKG) Juanda sebagai daerah ekstrem di musim penghujan, pemerintah Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur tetap mewaspadai datangnya bencana alam yang datang seketika.
Kewaspadaan itu dilakukan ketika Pemkab membentuk pasukan gabungan yang terdiri dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI, Polri, Satpol PP, PMI dan pramuka. Selain itu, Pemkab juga membangun posko tanggap bencana di Lapangan Wijaya Kusuma.
Pj Sekda Kabupaten Sampang, Yuliadi Setiawan mengatakan, pembangunan posko terpadu tanggap bencana dimaksudkan agar semua pihak bersinergi dengan baik ketika di daerahnya dilanda bencana, baik bencana banjir, angin kencang, puting beliung, atupun longsor.
“Kami siapkan jika nanti ada bencana, sehingga nanti bisa mengevakuasi dan menyelamatkan korban. Karena kita utamakan keselamatan jiwa, setelah itu baru yang lainnya,” ucapnya usai memimpin gelar pasukan tanggap bencana di lapangan Wijaya Kusuma, Senin, 6 Januari 2020.
Sementara alat-alat penunjang yang ada saat ini, Yuliadi mengaku sudah cukup mumpuni untuk dipakai ketika terjadi bencana dalam mengevakuai korban.
“Minggu sore kemarin, bencana angin masih dikategorikan standar, karena dalam waktu singkat juga bisa ditangani. Dan kejadian kemarin tidak ada korban jiwa, hanya saja sejumlah fasum terjadi kerusakan,” katanya.
Sementra Dandim 0828 Sampang, Letkol Czi Ary Syahrial mengaku, keberadaan bencana merupakan sesuatu yang sebenarnya tidak dikehendaki. Namun apabila terjadi, maka diharuskan untuk mempersiapkan dari segala hal.
“Harapan kami itu tidak ada pengkotakan dalam menanggulangi bencana alam. Makanya ada sinergi dari semua pihak. Dalam kesiagaan bencana saat ini, kami kerahkan semua personel yang kami punya,” katanya.
Kapolres Sampang, AKBP Didit Bambang Wibowo S, meminta kepada masyarakat untuk tetap waspada diri terhadap bencana puting beliung yang dimungkinkan terjadi kapan saja hingga merobohkan tiang listrik, pohon, maupun reklame.
“Kami juga meminta masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan karena dapat mengakibatkan penyumbatan di saluran maupun pendangkalan di sungai yang nantinya berpotensi mengakibatkan banjir. Kami juga minta kepada Pemkab agar dilakukan pengerukan di titik sungai yang mengalami pendangkalan,” harapnya. (Muhlis/SOE/DIK)