SUMENEP, koranmadura.com – Keberadaan mal pelayanan publik (MPP) di lingkungan Pemkab Sumenep, Madura, Jawa Timur, tampaknya belum seratus persen memberikan solusi atas lambannya pelayanan instansi tertentu terhadap masyarakat.
Baca: Pengunjung MPP Sumenep Membludak di Hari Pertama Kerja Tahun 2020, Sebagian Stan Tak Ada Petugas
Salah satunya pelayanan di stan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendujcapil) yang dinilai masih belum maksimal karena pemohon, khususnya penerbitan e-KTP, masih harus bolak balik.
“Saya sudah datang tiga kali ke sini untuk mengurus e-KTP. Meski begitu ternyata masih diberi suket (surat keterangan),” tutur salah seorang pemohon e-KTP, Mohammad Jamil, warga perumahan Satelit, Jalan Angkasa, Kecamatan Kota Sumenep, Kamis, 2 Januari 2020.
Menurut dia, dengan adanya MPP pelayanan dalam hal mengurus administrasi kependudukan tidak lagi lamban. Karena keberadaannya, salah satunya, memang bertujuan menyediakan pelayanan yang cepat seperti diharapkan banyak orang.
Bagi warga yang tinggal di daratan seperti dirinya, menurut dia, mungkin tidak begitu terasa dampaknya meski harus bolak-balik. Namun untuk pemohon dari kepulauan pasti akan sangat terasa.
“Jaka harus bolak balik, bagi mereka yang dari kepulauan, pasti butuh biaya yang lebih besar. Saya rasa MPP ini belum bisa memberikan pelayanan maksimal, sama saja dengan waktu ngurus di kantor Capil dulu,” tambah dia.
Ke depan, pria yang akrab disapa Jamil itu berharap keberadaan MPP lebih memberikan dampak positif bagi masyarakat. “Pola pola lama yang ribet harus diperbaiki. Sehingga masyarakat yang datang ke sini bisa merasakan manfaat adanya MPP ini,” harapnya.
Menjawab adanya keluhan masyarakat terhadap pelayanan salah satu stand MPP, Penanggung Jawab mal pelayanan publik Sumenep, Didik Wahyudi menyampaikan pengurusan e-KTP memang membutuhkan proses.
“Perekaman e-KTP, kan, online ke pusat. Jadi memang butuh proses. Karena verifikasi datanya panjang. Sehingga tidak bisa langsung selesai. Mungkin hal itu yang membuat pemohon tidak sabar. Kami memaklumi, utamanya mereka yang berasal dari kepulauan,” ungkapnya. (FATHOL ALIF/SOE/DIK)