SUMENEP, koranmadura.com – Tahun lalu, hingga pertengahan Desember 2019, serapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Sumenep, Madura, Jawa Timur, terbilang rendah karena hanya di kisaran 50 persen.
Baca: Jelang Tutup Tahun, Serapan APBD Sumenep 2019 Baru 50 Persen
Hal itu, di antaranya, disebabkan adanya beberapa proyek gagal terealisasi. Seperti pembangunan gedung DPRD yang baru di Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Cipta Karya; pembangunan rumah sakit di Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean, di Dinas Kesehatan; dan pembangunan dermaga Pulau Giliyang di Dinas Perhubungan.
Salah seorang Wakil Ketua DPRD Sumenep, Indra Wahyudi mengaku tak ingin hal-hal seperti itu terjadi di tahun ini dan tahun-tahun berikutnya. Dia menilai, adanya proyek gagal terealisasi karena kurang matangnya perencanaan. Seperti pembangunan gedung DPRD Sumenep yang baru.
“Ke depan saya berharap eksekutif lebih matang dalam melakukan perencanaan. Tidak hanya untuk proyek-proyek besar seperti pembangunan gedung DPRD yang baru, tapi juga terhadap proyek-proyek kecil,” ujarnya.
Selain setiap perencanaan yang harus matang, menurut politisi dari Dapil IV ini, pelaksanaannya jangan banyak di akhir tahun. Agar tidak sampai terjadi hal-hal tak diinginkan seperti terjadi akhir tahun lalu; anggaran untuk sejumlah proyek tidak dapat dicairkan kepada kontraktor.
“Tapi mengenai hal itu (anggaran yang tak bisa dicairkan), kami sudah konsultasi dengan Pak Sekda insyaAllah bisa cair antara bulan empat atau lima atau mendahului APBD Perubahan,” tambahnya. (FATHOL ALIF/SOE/VEM)