SUMENEP, koranmadura.com– Ribuan warga dari berbagai daerah menghadiri ‘Ngaji Bareng’ bersama Gus Miftah yang dilaksanakan Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Kecamatan Dungkek, Sumenep, Madura, Jawa Timur, Rabu, 22 Januari 2020.
Pantauan di lokasi, sejak pukul 13.00 WIB warga mulai berdatangan ke lokasi acara, yaitu bibir pantai So’ongan. Hadir dalam acara tersebut jajaran Forkopimcam seperti Sekcam, Kapolsek Dungkek dan Danramil Dungkek. Hadir pula beberapa Kepala Desa di Kecamatan Dungkek. Selain itu, juga hadir sejumlah tokoh setempat, seperti KH Fawaid dan Kiai Zainul Hasan dari perwakilan NU Cabang Sumenep.
Ketua MWC NU Dungkek, Ustaz Tirmidzi mengungkapkan bahwa acara ini sebenarnya suduh terjadwal pada 27 Desember 2019 lalu, namun ditunda lantaran istri Gus Miftah sedang tidak sehat.
“Acara ini sebenarnya dijadwalkan pada 27 Desember 2019 lalu. Namun karena istri beliau sakit, akhirnya baru bisa terealisasi hari ini. Dan alhamdulillah beliu bisa hadir,” kata Tirmidzi dalam sambutannya.
Menurut Tirmidzi, Dungkek adalah titik pertama dihadiri oleh Gus Miftah. “Ini istimewa dan patut disyukuri, karena Dungkek jadi titik pertama dihadiri oleh beliau. Karena setelah ini beliau langsung ke Kalianget, besok di Fatayat NU Sumenep. Kemudian setelah itu ke Bluto. Maka, mari sama-sama kita manfaatkan dengan baik kesempatan ini,” jelas Didik, sapaan akrabnya.
Atas nama MWC NU Dungkek, Didik mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh pihak, baik kepada seluruh warga maupun Banum-banum NU. Termasuk Kepala Desa Dungkek yang ikut berpartisipasi dalam suksesnya acara ini.
Sementara itu, Kiai Zainul Hasan selaku perwakilan dari NU Sumenep mengatakan bahwa Gus Miftah merupakan salah satu da’i kondang yang membela NU, ulama-ulama NU hingga NKRI.
“InsyaAllah jika tak salah, Gus Miftah baru pertama kali datang ke Pulau Madura, terutama ke Sumenep. Pula, ini juga menjadi pertama kali beliau hadir di Kecamatan Dungkek. Maka manfaatkan kesempatan mengaji ke beliau,” ungkapnya.
Kiai Zainul Hasan pun mengaku tidak bisa menerka kenapa pengajian ini dimulai dari timur. Meski begitu, ia bercerita bahwa konon, pertama kali Islam masuk di Madura itu dari timur.
“Tapi bukan dari Dungkek, yaitu dari Poday, pertama kali dibawa Sayid Ali Murtadha. Jadi, saya tidak bisa menerjemahkan lebih dalam kenapa pengajian ini dimulai dari paling ujung timur Sumenep,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Kiai Zainul Hasan mengajak seluruh warga Nahdliyin untuk menyimak dengan seksama. “Karena apa yang dilakukan beliau juga pernah dilakukan oleh para waliyullah. Maka dari itu, kita semua patut bersyukur bisa ikut ngaji bareng bersama Gus Miftah,” tambahnya.
Kiai Zainul Hasan pun menjelaskan soal misi NU. Menurutnya, misi NU tak hanya di bidang keagamaan, tetapi juga di bidang sosial kemasyarakatan, termasuk ekonomi. Apalagi sekarang di tempatkan di bibir pantai, maka juga bisa bergerak di perikanan,” tambahnya.
Namun, apapun situasinya, NU selalu menjadi garda terdepan untuk membela NKRI dan pancasila. “Siapa saja yang mencoba merongrong itu, maka berhadapan dengan NU. Jangan malu mengaku NU, tunjukkan ke publik bahwa kita adalah NU,” harapnya kepada seluruh warga sambil disambut tepuk tangan oleh hadirin. (SOE/VEM)