SAMPANG, koranmadura.com – Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, meminta rekanan CV Hikmah Jaya bertanggung jawab atas ambruknya atap ruang kelas SDN 2 Samaran.
Baca: Dua Ruang Kelas di SDN 2 Samaran Sampang Ambruk, Sebagian Material Bangunan dari Kayu Bekas
Ketua Komisi IV DPRD Sampang, Musaddaq Chalili mengatakan, berdasarkan keterangan dari Kepsek, bangunan tersebut mendapat bantuan rehab berat di tiga lokal ruangan dengan anggaran kurang lebih Rp 150 juta. Bantuan ini bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU) 2017.
“Keterangan dari pihak Kepala Sekolah SDN 2 Samaran, bangunan ini selesai dibangun tahun 2017 lalu. Sedangkan serah terima bangunan di bulan Desember, setelah bulan Desember 2018 diketahui atap bangunan sudah bergelombang. Artinya bangunan ini hanya berumur satu tahun,” kata Musaddaq Chalili usai sidak ke lokasi, Senin, 20 Januari 2020.
Selain rekanan diminta bertanggung jawab, politisi PKB asal Sreseh ini juga meminta Aparat Penegak Hukum (APH) untuk ikut mengungkap ambruknya ruang kelas SDN 2 Samaran. Karena peristiwa itu menyangkut keselamata anak didik.
“Semua pihak yang ikut serta harus bertanggung jawab. Karena ini menyangkut keselamatan jiwa yang menempati kelas ini. Beruntung pihak sekolah sebelum ambruk sudah mengetahui tanda-tanda kondisi dari kontruksi bangunan sejak dini, dan mengevakuasi murid jauh hari sebelumnya,” tegasnya.
Anggota Komisi IV, Mohammad Faruk menambahkan, pihaknya akan mendalami dan mendukung proses hukum terhadap ambruknya atap bangunan SDN 2 Samaran tersebut. Sebab sejauh ini, pihaknya mendapat informasi jika pelaksana kegiatan pembangunan tiga ruang kelas tersebut bukan hanya satu orang saja.
“Ini kan masih informasi, makanya kami masih ingin merapatkan dengan komisi untuk mendalaminya. Yang jelas kami mendorong secara utuh proses hukum yang dilakukan oleh pihak kepolisian, semoga ini menjadi pintu masuk melihat kualitas bangunan di berbagai lokasi nantinya,” tegasnya.
Terpisah, Kasatreskrim Polres Sampang, AKP Riki Donaire Piliang mengatakan, pihaknya telah mendatangi tempat kejadian perkara untuk melakukan proses identifikasi penyebab ambruknya atap bangunan sekolah yang baru dibangun pada 2017 lalu itu.
“Pasca peristiwa ambruknya atap sekolah pada Jumat kemarin, kita ke lokasi dan memasang police line (garis polisi),” jelasnya. (MUHLIS/SOE/DIK)