SAMPANG, koranmadura.com – Sempat dikhawatirkan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sampang, serangan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) saat liburan sekolah kini terus mengancam.
Bahkan diinformasikan putra Bupati setempat juga terserang nyamuk tersebut. “Iya benar mas, kemarin saat liburan sekolah terserang DBD di Pendopo. Tapi sudah mendapat perawatan kesehatan selama empat hari. Alhamdulillah trombositnya sudah naik dan sudah pulang dari rumah sakit Surabaya,” ujar Bupati Sampang, H Slamet Junaidi, Selasa, 7 Januari 2020.
Untuk itu, Aba Idi sapaan akrab Slamet Junaidi telah mengintruksikan kepada Dinkes agar segera melakukan antisipasi dan penanggulangan dini terhadap penyebaran serangan nyamuk DBD.
“Memang secara aturan, fogging dilakukan ketika ada seseorang yang terserang, tapi saya intruksikan kepada Dinkes untuk lakukan antisipasi dini agar penyebaran DBD di Sampang cepat tertangani, bukan menunggu setelah terjadi. Saya juga mengimbau kepada masyarakat agar menjaga kebersihan dengan menguras, mengubur dan menutup (3M) plus memakai obat anti nyamuk,” tegasnya.
Sementara Plt Kepala Dinkes Kabupaten Sampang, Agus Mulyadi mengatakan, serangan DBD tidak mengenal siapapun bahkan keluarga dari Pendopo sekalipun. Menurut dia, kejadian serupa bukan hanya kali ini saja, melainkan pada kepemimpinan sebelumnya juga terjadi hal yang sama.
“Dulu wilayah pendopo juga terserang DBD, waktu itu kepemimpinan Noer Jahja. Maka dari itu kami akan telusuri penyebab awal terjadinya serangan nyamuk ini. Karena serangan DBD bukan hanya di rumah saja, bisa di sekolah ataupun ketika berlibur ke daerah lain. Kami cek semuanya, baik kamar mandi, penampungan dan lingkungannya, kalau semuanya bersih, kemungkinan terserang dari luar. Dan kami juga akan tanya kepada penderita posisi terakhir sebelum sakit supaya intervensi penyebabnya jelas,” jelasnya.
Lanjut Agus Mulyadi, dalam masa transisi saat ini, serangan DBD berpotensi akan terus naik hingga Februari 2020 ke depan. Maka dari itu pihaknya mengaku terus berupaya memberikan sosialisasi dan menyuplai Abate gratis di seluruh Puskesmas, bahkan telah mengirim surat kepada Dinas Pendidikan (Disdik) setempat untuk memperingatkan bahaya serangan DBD kepada semua lembaga pendidikan.
Berdasarkan data di Dinkes Sampang, kasus DBD di Sampang selama dua tahun terakhir yaitu pada 2018 sebanyak 212 kasus dan korban meninggal 2 kasus. Sedangkan pada 2019 lalu per November yaitu 252 kasus dan korban meninggal 1 kasus. (MUHLIS/ROS/VEM)