KORANMADURA.com – Menteri Sosial (Mensos) Juliari Batubara mengimbau jajarannya berhati-hati dalam menggunakan sosial media. Juliari tidak ingin ada pegawainya yang melanggar undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).
“Nah itu hati-hati tuh. Media-media sosial sekarang. Saya nggak mau denger loh, nanti ada pegawai kemensos diperiksa, dikenai UU ITE. Itu sebenernya UU nggak beres menurut saya loh. Tapi ya gimana, sudah jadi UU, kita mau apa,” kata Juliari dalam sambutan di Peninjauan Balai Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial, di Badiklat Kesos, Jalan Marga Guna 2, Cilandak, Jakarta Selatan, Senin, 27 Januari 2020.
Menurut Juliari, apapun yang dilakukan pegawai Kemensos menjadi sorotan bagi publik. Terlebih, di zaman yang menggunakan media sosial seperti sekarang.
“Dan apapun yang kita lakukan ini menjadi sorotan harus diingat menjadi sorotan publik Kemensos seperti apa. Apalagi zaman sekarang, masuk WA Grup, masuk ke FB,” ucap Juliari.
Lebih lanjut, Juliari mengimbau agar para pegawai lebih berhati-hati dalam membuat komentar dan mendukung hal-hal tertentu di sosial media. Dia mencontohkan dirinya yang menggunakan sosial media hanya untuk keperluan pekerjaan saja.
“Hati-hati juga. Ibu-ibu ini yang paling sering lihatin sosmed. Hati-hati dalam berkomentar-lomentar, hati-hati loh, mendukung-mendukung, men-support-support sesuatu harus hati-hati loh. Ini kita diawasi. Kalau saya prinsipnya gampang. Semua media sosial saya, pada saat saya di DPR pun hanya urusannya pekerjaan saya,” tutur Juliari.
Juliari kemudian mengatakan saat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 lalu, ada masyarakat yang mendukung pihak-pihak tertentu di sosial media. Menurutnya, pegawai Balai Pendidikan dan Pelatihan (Badiklat) Kemensos harus hati-hati menggunakan sosial media.
“Nih saya ngomong sekali nih. Jangan nanti tiba-tiba ada pegawai Badiklat yang terkena (UU ITE), jangan salahin saya. Mendukung ini mendukung itu, men-support ini men-support itu. Ah nggak usah lah. Buat kita juga nggak ada gunanya. Kayak urusan pilpres, wong siapa jadi pilpres buat kita apa gunanya. Ya kan, apa ibu bapak tambah kaya. atau tiba-tiba jadi apa gitu. Ya nggak juga. Malah yang berkompetisi menjadi satu sekarang,” ucap Juliari.
Juliari juga mengimbau agar pegawai di Kemensos tidak menghina atau mempertanyakan simbol-simbol negara.
“Satu hal yang saya ingin sampaikan bahwa jangan sekali-kali apalagi kita nih, pegawai RI, mempertanyakan, menghina simbol-simbol negara. Wong kita ini digaji loh, sama negara. Yang duduk di sini digaji semua oleh negara,” ucap Juliari. (DETIK.com/ROS/VEM)