KORANMADURA.com – Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim mengekskavasi fosil hewan purba di Kabupaten Madiun. Ekskavasi dilakukan bersama Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Jawa Tengah.
Ekskavasi dilakukan di Desa Sumberbendo, Kecamatan Saradan mulai Selasa (18/2) hingga hari ini. “Sesuai yang sudah kita jadwalkan untuk dilakukan ekskavasi di lokasi temuan fosil oleh warga mulai kemarin. Ini kita masih berlangsung. Di mana proses ekskavasi nanti kita masih lakukan proses perizinan sudah ke pemda setempat,” ujar Arkeolog BPCB Jatim Wicaksono Dwi Nugroho saat dihubungi detikcom, Rabu (19/2/2020).
Ekskavasi dilakukan di dua titik yakni di pekarangan rumah warga dan lahan perkebunan jagung. Ekskavasi ini untuk menindaklanjuti hasil peninjauan temuan sebelumnya yang telah dilakukan pada tanggal 6 Februari lalu.
“Yang pasti Kita BPCB Jawa Timur bersama BPSMP Sangiran dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Madiun melakukan kegiatan ekskavasi arkeologis, terhadap temuan fosil gajah purba di lahan warga, yang berada di Dusun Tawangsono, Desa Sumber Bendo, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun,” imbuhnya.
Ekskavasi dilakukan dengan membuat galian berukuran 2,5 x 2 meter, dengan kedalaman 30 cm dari permukaan tanah. Hasilnya, ada fosil berupa satu buah Pelvis proboscidea (panggul gajah purba) yang berukuran 1,6 meter, dengan lebar 65 cm dan tebal mencapai 20 cm.
“Fosil ini diduga berasal dari gajah purba yang berjenis kelamin betina. Karena memiliki lubang tengah diameter yang cukup besar mencapai 40 cm. Temuan ini dikategorikan langka. Karena fosil tulang panggul gajah purba tersebut ditemukan lengkap. Baik sisi kanan dan kiri. Biasanya tim BPSMP Sangiran hanya menemukan satu sisi tulang pinggul saja,” lanjutnya.
Menurutnya, sangat disayangkan tidak ditemukan fosil tulang bagian lainnya. Sehingga diduga fosil tulang ini telah mengalami transformasi atau perpindahan dari tempat aslinya terkubur.
“Dari penampakan stratigrafi tanah lubang galian, nampak bahwa di lokasi dahulu terdapat sungai purba yang mengalir dari timur ke barat. Daerah di lokasi ini pada masa plesitosen merupakan dataran rendah yang kemudian mengalami efek pengangkatan daratan hingga menjadi daerah perbukitan seperti saat ini,” jelasnya.
“Berdasarkan temuan fosil lainnya, diketahui potensi temuan fosil di daerah ini cukup tinggi,” imbuhnya.
Pantauan detikcom, fosil tulang hasil ekskavasi dipindahkan ke Balai Desa Sumberbendo untuk disimpan dan dikumpulkan dengan fosil-fosil lain yang ditemukan oleh warga sekitar. (DETIK.com/VEM)