SAMPANG, koranmadura.com – Kabar meninggalnya bayi perempuan yang diduga akibat kesalahan prosedur pemberian vaksin Bacillus Calmette Guerin (BCG) mendapat respon dari Dinas Kesehatan Sampang, Madura, Jawa Timur.
Baca: Bayi Berusia 11 Hari di Sampang Meninggal Dunia Usai Diimunisasi
Bayi meninggal tersebut adalah Nur Aqifah (11 hari), anak dari pasangan suami istri Zainal Arifin (31), dan Novita Sari (21), warga asal Dusun Klobur, Desa Sawah Tengah, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang.
Bayi tersebut meninggal setelah mengalami panas hingga kejang-kejang usai divaksin. Bahkan muncul seperti bekas membiru di badan bayi yang diketahui ketika hendak dimakamkan. Kondisi bayi oleh otangtuanya diklaim sehat sebelum dilakukan imunisasi.
Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sampang, Agus Mulyadi mengaku, belum mengetahui persis penyebab kematian bayi berusia 11 hari tersebut. Bahkan menurutnya, berdasarkan dari hasil penelitian dan teori, pemberian imunisasi dinyatakan tidak menyebabkan kematian pada bayi.
“Bahkan tidak ada (kematian). Dan peristiwa itu sudah diklarifikasi oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jatim. Dan secara prosedur pemberian vaksin sudah benar,” katanya, Kamis, 13 Februari 2020.
Ditanya soal munculnya kulit yang terlihat membiru seperti lebam di tubuh bayi, Agus Mulyadi menyebut kondisi tersebut pada umumnya dikarenakan kekurangan oksigen. Namun begitu, pihaknya mengaku tidak lantas saling mengklaim untuk mencari pembenaran soal meninggalnya bayi tersebut.
“Tapi yang jelas, kami belum mengetahui pasti penyebabnya. Akibat vaksin itu kemungkinannya sangat kecil. Dan jeda waktunya cukup lama yaitu pukul 09.00 wib saat diberi vaksin dan meninggal sekitar pukul 15.00 wib. Biasanya kalau itu akibat efek obat, itu cepat bereaksi. Bisa ketika obat langsung masuk itu langsung bereaksi. Kami sudah turun ke rumah duka dan kami turut berduka atas kejadian itu,” pungkasnya. (MUHLIS/ROS/VEM)