SUMENEP, koranmadura.com – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur mendorong pemerintah untuk melakukan swasembada bawang putih. Agar ketersediaan bawang putih tercukupi.
“Swasembada perlu dilakukan agar ketersediaan bawang putih tercukupi,” kata Hairul Anwar, Ketua Kadin, Kabupaten Sumenep, Jumat, 07 Februari 2020.
Saat ini, harga bawang putih sedang naik derastis, semula hanya di kisaran Rp 22 ribu per kilogram, saat ini mencapai Rp 70 ribu per kilogram.
Hairul memprediksi melambungnya harga bawang putih karena pembatasan impor yang diakibatkan mewabahnya virus corona di China. Selama ini kata dia hampir 90 persen Indonesia melakukan impor bawang putih dari China.
Oleh sebab itu lanjut Hairul agar tidak selalu bergantung kepada negara lain, Indonesia perlu mencanangkan swasembada bawang putih. Sehinggga kebutuhan masyarakat tercukupi meski tidak melakukan impor.
“Sejak 2017 pemerintah telah mencanangkan swasembada bawang putih, tapi sampai saat ini belum ada kejelasan. Sebetulnya hal ini bisa diantisipasi dari awal, cuma kita lambat sehingga akhirnya terjadi seperti ini (harga naik),” katanya.
Guna mewujudkan itu sambung Hairul, pemerintah perlu memperluas lahan pertanian untuk ditanami bawang putih. Meskipun dia menyadari tidak semua lahan pertanian produktif bisa ditanami bawang putih.
“Tidak semua lahan pertanian bisa ditanami bawang putih, karena tanaman ini memiliki cirri khas tersendiri. Oleh karenanya perlu sentuhan teknologi sehingga budi daya bawang putih bisa digalakkan, dan rencana swasembada bawang putih tercapai,” ungkapnya.
Guna memenuhi kebutuhan dalam waktu dekat ini, kata pengusaha muda itu pemerintah perlu melakukan trobosan baru. Salah satunya dengan melakukan impor dari negara selain China. Semisal Mesir dan Iran. Hanya saja rencana tersebut harus dipikirkan karena memerlukan biaya yang cukup mahal.
“Tapi, karena jaraknya cukup jauh maka jelas biaya yang dikeluarkan cukup besar, sehingga harga di pasaran juga akan lebih mahal. Kalau saat ini Rp100 ribu per kilogram, bisa diharga Rp170 ribu per kilogram jika melakukan impor dari Mesir atau Iran,” jelasnya. (JUNAIDI/SOE/DIK)