SUMENEP, koranmadura.com – Ainur Roviqoh, salah seorang mahasiswi Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (Instika), menjadi salah satu mahasiswa Indonesia yang sukses terpilih mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pemuda Internasional di Istambul, Turki, beberapa waktu lalu.
Ia kini telah kembali ke Indonesia, setelah lebih 10 hari tinggal di Turki. Roviqoh
menuturkan pengalamannya di negeri orang. Termasuk awal mula dirinya bisa mengikuti KTT Pemuda Internasional yang telah berlangsung pada 27 hingga 30 Januari 2020.
Dilansir dari instika.ac.id, 17 Februari 2020, Roviqoh mendapat informasi mengenai acara yang digelar Pemerintah Republik Turki bekerjasama dengan Youth Break The Boundaries Foundation (YBB) Internasional itu dari salah seorang temannya di Jakarta.
Penasaran dengan informasi mengenai acara Istanbul Youth Summit 2020 itu, ia kemudian mendalaminya melalui media online, dan melakukan pendaftaran sebagai calon peserta yang dibuka secara online.
Menurutnya, untuk bisa diterima sebagai peserta dia harus melewati beberapa tahap seleksi yang juga dilaksanakan secara online. Pertama Ia harus melengkapi persyaratan-persyaratan yang diminta pihak di sana, seperti curriculum vitae dan mensubmit artikel berbahasa Inggris.
“Alhamdulillah di tahap pertama ini, dengan persyaratan yang lengkap, saya diterima untuk mengikuti seleksi tahap selanjutnya,” tuturnya.
Tahap berikutnya ia harus mengikuti tes berkaitan dengan psikotes, nilai-nilai kebangsaan, dan kemampuan berbahasa serta matematika. Di tahap ini Roviqoh bisa melewatinya sehingga lanjut ke tahap terkahir, wawancara berbahasa Inggris yang juga dilaksanakan secara online. “Alhamdulillah saya bisa melewati beberapa tahap seleksi yang cukup ketat itu,” tambahnya.
Setelah melewati seluruh tahapan seleksi, akhirnya Roviqoh berangkat ke Turki berbekal surat tugas dari Instika. Tidak sendirian, ia bersama beberapa pemuda dan mahasiswa dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia yang juga lolos seleksi untuk mengikuti serangkaian acara KTT Pemuda Internasional 2020.
Beberapa acara yang diikuti selama KTT Pemuda Internasional 2020 berlangsung ialah simposium internasional, presentasi proyek artikel yang disubmit, pertukaran budaya, dan mengunjungi beberapa universitas di Istanbul.
Selama empat hari di Turki, ia dan teman-temannyab merasa belum puas “keliling” Turki. Karena menurut dia masih ada beberapa kota penting yang belum dikunjungi. “Akhirnya kami memperpanjang waktu tinggal di sana sekitar seminggu lagi untuk mengetahui kota-kota besar dan peradaban yang ada di sana,” tambahnya.
Ia pun mengaku bersyukur bisa mengikuti acara bertema: “Preparing Youth Leader 2045: Breakthrough in Regeneration for Strategic Position in Government and Non-Government Organization” itu, dan punya pengalaman perjalanan ke luar negeri.
Sebagai mahasiswa Instika, selama di sana ia tak lupa memperkenalkan almamaternya yang berada di bawah naungan Pondok Pesantren Annuqayah. “Di sana saya memperkenalkan kampus kami, budaya kami, dan apa rencana untuk pengembangan pemuda demi kamajuan Indonesia di masa depan,” papar dia. (FATHOL ALIF/SOE/DIK)