BANGKALAN, koranmadura.com – Sampah yang menumpuk dan tak kunjung diambil oleh petugas kebersihan di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) menjadi masalah tersendiri di tengah kemelut Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang ditutup warga di desa Buluh, Bangkalan, beberapa waktu lalu.
Seperti yang terjadi di Jalan Nusa Indah gang 5, Kampung Tengket, Kelurahan Mlajah, Kecamatan/Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur. Penutupan TPS oleh warga dilakukan Kamis, 27 Februari 2020 kemarin.
Salah seorang warga setempat, Muhammad Amin menyampaikan, penutupan TPS merupakan bentuk kritikan kepada Pemerintah agar segera mengatasi masalah sampah yang berserakan di berbagai tempat, termasuk di tempat ia tinggal.
“Sampah sudah ada di mana-mana di daerah perkotaan Bangkalan. Jadi Bangkalan ini menjadi kota sampah, bukan kota santri lagi,” kata Amin, Jumat, 28 Februari 2020.
Bahkan, Amin juga menyayangkan beberapa warga yang membuang sampah sembarangan. “Semestinya, masyarakat membuang sampah ke dalam TPS, bukan hanya di lempar dari atas motor dan jatuhnya di luar TPS, setelah itu berangkat lagi,” tuturnya.
Dengan geramnya, Amin bersama warga sekitar telah sepakat akan mengantarkan surat kepada Pemkab, agar TPS di Jl. Nusa Indah gang 5 tersebut dipindahkan.
“Kami sudah minta tanda tangan warga sekitar dan surat pernyataan agar TPS tersebut dipindah ke tempat yang jauh dari permukiman,” paparnya.
Sementara kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bangkalan, Hadari menuturkan, penutupan tersebut merupakan hak dari warga setempat. Aksi tersebut, menururnya tetap dihormati.
“Ya sudah kita hormati saja keputusan dari masyarakat yang menutup TPS di Jalan Nusa Indah Gang 5,” katanya.
Menurut Hadari, saat ini masih belum menemukan solusi yang tepat untuk membuang sampah dari TPS ke TPA. Karena, TPA yang dimiliki oleh Pemkab di Desa Buluh saat ini masih ditutup.
“Kita mencari solusi yang tepat. Dan ini bisa jadikan pembelajaran oleh kita bersama agar sampah ini tidak dibiarkan saja, namun butuh pengelolaan yang baik,” tutupnya. (MAHMUD/ROS/VEM)