KORANMADURA.com – SMA Negeri 2 Surabaya mengeluarkan kebijakan pada siswa maupun guru pendamping untuk memeriksakan diri ke dokter. Kebijakan ini dikeluarkan seusai mereka pulang dari pertukaran pelajar di Eropa.
Tak hanya itu, kebijakan tersebut juga berisi agar para siswa tak perlu beristirahat di rumah saja. Namun, hanya memeriksakan diri dan membawa surat keterangan sehat dari dokter.
Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Wahid Wahyudi mengatakan semua siswa sudah dilakukan pengecekan suhu tubuh dan suhu tubuhnya normal. Namun, Wahid meminta kesemuanya beristirahat dahulu di rumah.
“Saya sudah melakukan koordinasi dari Dinkes Jatim, di mana seseorang akan aman apabila dia tidak melakukan pertemuan dengan banyak orang selama tujuh hari. Untuk angka keamanannya, siswa yang datang dari Eropa termasuk kepala sekolah, saya minta untuk tidak masuk sekolah dulu sampai tanggal 24 Maret. Jadi dia datang tanggal 10 Maret, baru tanggal 25 Maret mereka baru bisa masuk,” kata Wahid di Surabaya, Sabtu (14/3/2020).
Wahid menilai hal ini penting untuk memastikan kondisi semua siswa maupun guru pendampingnya benar-benar sehat.
“Dalam kondisi sehat, untuk melihat bahwa mereka tidak membawa virus corona setelah 7 hari. Karena pengukuran utama dari suhu tubuh. Kalau suhu tubuhnya normal, tapi keamanannya saya tambah 7 hari lagi,” imbuhnya.
Nantinya, agar tak ketinggalan pelajaran, para siswa ini bisa mengikuti pelajaran melalui sistem daring. Begitu juga dengan guru hingga kepala sekolah.
“Namun, baik kasek atau siswa bisa mengikuti proses belajar mengajar dengan menggunakan sistem daring. Baik melalui WA atau email. Para guru mata pelajaran tetap memberikan pembelajaran dengan memanfaatkan sistem teknologi informasi. Termasuk kepala sekolah tetap melakukan tugas,” paparnya.
Wahid menyebut ada 14 siswa dari SMA Negeri 2 Surabaya. Dalam rombongan tersebut, juga ada seorang siswa dari SMA Negeri 10 Surabaya dan seorang siswa dari SMA Negeri 8 Malang.
Di kesempatan yang sama, Wahid meminta kepada seluruh kepala sekolah di Jatim untuk tak melakukan student exchange hingga kasus corona ini reda.
“Sementara saya meminta kepala sekolah tidak melakukan student exchange ke berbagai negara yang terkena virus ini. Sampai hari ini belum ada instruksi dari bu gubernur,” pungkasnya. (DETIK.com/ROS)