BANGKALAN, koranmadura.com – Pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Desa Bunajih, Kecamatan Labang, Bangkalan, Madura, Jawa Timur, masih manual. Hal tersebut, diakui oleh Plt Kabid Pengelolaan Sampah dan Limbah B3, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat, Eko Maryanto.
Menurutnya, dalam pengelolaan sampah di TPA tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama agar bisa diolah dengan lebih modern. Karena jangkauan jalan masih perlu diperbaiki untuk memasukkan alat berat.
“Saya butuh alat ini itu tidak bisa langsung ada, terus jangkauan transportasi juga butuh waktu dalam perbaikan, karena ingin mendatangkan alat berat tidak bisa masuk,” katanya, Sabtu, 21 Maret 2020.
Selain itu, karena sampah di TPA yang baru operasi tidak sampai satu bulan tersebut masih tercampur, maka pihaknya juga membutuhkan alat pencacah untuk memilah sampah organik dan yang bukan.
Namun, saat ini masih terkendala listrik yang belum dipasang, maka pihaknya belum bisa menggunakan alat pencacah tersebut dan masih diolah secara manual saja.
“Sampah masih tercampur, jadi nanti gunakan alat pencacah untuk memisahnya. Tapi saat ini masih terkendala listrik yang masih belum dipasang, sehingga dalam pemisahan sampah menggunakan tenaga manusia,” katanya.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Japan International Cooperation Agency (JICA), jumlah sampah yang berada di kota salak ini sebanyak 284 ton.
“284 ton sampah dengan asumsi 0,316 kg per jiwa. Sedangkan jumlah penduduk di Kabupaten Bangkalan sebanyak 900 ribu jiwa,” paparnya. (MAHMUD/ROS/DIK)